PORTAL MINAHASA – Penyakit stroke yang datang tiba-tiba bukannya tak dapat diobati. Bahkan cukup banyak orang yang kembali pulih setelah terserang stroke.
Faktor genetik termasuk risiko yang lebih tinggi untuk tekanan darah tinggi dan faktor risiko kardiovaskular lainnya juga dapat secara tidak langsung meningkatkan risiko stroke.
Karena keluarga cenderung berbagi lingkungan dan gaya hidup, faktor gaya hidup yang tidak sehat cenderung meningkatkan risiko stroke di antara anggota keluarga, terutama bila digabungkan dengan faktor risiko genetik.
Baca Juga: Bukan Untuk Main Bola, Ini Agenda Mesut Ozil di Indonesia Menurut Raffi Ahmad
Gejala stroke
- wajah jatuh, ketika satu sisi wajah menjadi mati rasa dan menghasilkan “senyuman” yang tidak rata
- kelemahan lengan, ketika satu lengan menjadi lemah atau mati rasa dan, ketika diangkat, melayang perlahan ke bawah
- kesulitan bicara, atau bicara cadel
Gejala Lainnya
- mati rasa atau kelemahan di wajah, lengan, kaki, atau satu sisi tubuh
- kebingungan dan kesulitan berbicara atau memahami ucapan
- kesulitan melihat pada satu atau kedua mata
- kesulitan berjalan, termasuk pusing, kehilangan keseimbangan dan koordinasi
- sakit kepala parah tanpa penyebab yang diketahui
Stroke dapat diobati
Dr Rafael Alexander Ortiz , kepala Bedah Neuro-Endovaskular dan Neuro-Radiologi Intervensi di Rumah Sakit Lenox Hill mengatakan, ada kepercayaan yang salah bahwa stroke tidak dapat diubah dan tidak dapat diobati.
Artikel Rekomendasi