Jadi Imam Bukan Dalam Shalat Saja Tapi di Tengah Masyarakat

- 17 Mei 2022, 01:55 WIB
Tangkapan layar di channel YouTube cafe Rumi jakarta
Tangkapan layar di channel YouTube cafe Rumi jakarta /Tangkapan layar di channel YouTube cafe Rumi jakarta

PORTAL MINAHASA - Siapa pun anda, jika diangkat jadi imam di sebuah Masjid, maka perlu diketahui imam itu bukam dalam shalat saja.

Melainkan di luar dari shalat, harus menjadi panutan juga, bukan justru membaeri akhlak yang buruk disaat selepas shalat.

Dalam sebuah tayangan Youtube Cafe Rumi Jakarta, Buya Dzul Ashfi Bagindo Pakiah, menerangkan.

"Bagi sahabat rumi yang diamanahkan menjadi imam dalam shalat, kita harus memahami bahwa hubungan antara imam dan ma'mum itu tidak hanya gerakan, tapi ada hubungan sosial setelah shalat," ujar Buya Dzul.

Dirinya melanjutkan, jika ada imam kemudian selesai shalat tidak menjadi contoh bagi ma'mum, maka tidak boleh.

"Di masjid dia jadi iman, tapi di luar atau setelah shalat tidak menjadi contoh teladan bagi masyarakat, dia justru menjadi contoh akhlak yang buruk bagi masyarakat," sambungnya.

Kemudian Dzul Ashfi Bagindo Pakiah melanjutkan membacakan hadis dalam sebua kitab. "Mengapa seorang imam itu dianjurkan dan sangat ditekankan di luar shalat mereka harus membangun silaturahim dengan masyarakat, apali imam ini diangkan menjadi imam yang tetap dan tinggal dilingkungan setempat, maka seorang imam itu berbaur dengan masyarakat," ceramah Buya Dzul.

Selai itu, dalam Kitab yang ia bacakan, jangan sampai seorang imam bertindak songong. "Di luar harus mengucapkan salam kepada masyarakat dan berbaur dengan masyarakat," tambahnya.

Nah ada lagi soal undangan. "Jika seorang imam dapat undangan dari masyarakat, maka datanglah, dan jangan berburuk sangka, artinya jangan berpikir bahwa yang mengundang bukan jamaahnya, meskipun bukan maka datanglah," ungkap Dzul Ashfi Bagindo Pakiah. ***

Editor: Zulfikar Mokoginta

Sumber: Cafe Rumi Jakarta


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkini