Mimbar Islam: Luasnya Makna Sedekah

- 9 Mei 2022, 16:22 WIB
Ilustrasi sedekah. Khutbah Jumat tentang keutamaan sedekah.
Ilustrasi sedekah. Khutbah Jumat tentang keutamaan sedekah. /Pixabay/Ahmadi19

Memberi adalah sumber kebahagiaan. Seorang muslim merasa bahagia jika dapat membahagiakan orang lain di sekitarnya.

Ketika seorang sahabat bertanya kepada Nabi, “Siapakah manusia yang paling baik?” Nabi menjawab, “Orang yang memberi manfaat kepada orang lain.” Sahabat itu bertanya lagi, “Amal apa yang paling utama?” Dijawab,  “Memasukkan rasa bahagia pada hati orang yang beriman." (H.R. Thabrani)

Sejarah mengabadikan khutbah pertama Nabi Muhammad SAW di Madinah, setelah hijrah dari Mekkah, dalam kesempatan shalat Jumat pertama di tahun pertama Hijriyah, mengemukakan keutamaan sedekah.

“Maka siapa yang mampu memelihara dirinya dari (siksa) neraka, meskipun dengan hanya sepotong korma, maka lakukanlah itu. Dan siapa yang tidak memperoleh (suatu apa pun), maka dengan ucapan kata-kata yang baik. Sesungguhnya segala kebajikan akan diberi ganjaran sepuluh kali sampai tujuh ratus kali lipat.”

Dalam sebuah hadis dijelaskan jenis amal jariyah yang terkait secara langsung dengan kebutuhan dan kemaslahatan umum. “Sesungguhnya amal saleh yang akan menyusul seorang mukmin setelah dia meninggal dunia kelak, ialah ilmu yang dia ajarkan dan sebarkan, anak saleh yang dia tinggalkan, mushaf Quran yang dia wariskan, masjid yang dia bangun, rumah tempat singgah musafir yang dia dirikan, sungai (irigasi) yang dia alirkan, dan sedekah yang dia keluarkan di kala sehat dan masih hidup. Semua itu akan menyusul ketika seseorang meninggal dunia kelak.”  (H.R. Ibnu Majah dan Baihaqi).

Semua amal jariyah yang memberi manfaat kepada sesama, akan tetap mendatangkan pahala bagi pelakunya meski telah meninggalkan alam dunia.

Sebagian besar amal jariyah selalu berkaitan dengan kehidupan sosial dan kemanusiaan. Spirit sedekah perlu diamplifikasi untuk menangkal sikap mementingkan diri sendiri, kesenjangan sosial dan pengagungan materi yang merusak keharmonisan kehidupan dalam masyarakat.

Salah seorang ulama, Bisyr al-Hafi dalam kutipan Dr. Syekh Yusuf Al-Qaradhawi pada Fiqih Prioritas menuturkan, Kalau kaum muslimin mau memahami, memiliki keimanan yang benar, dan mengetahui makna fiqih prioritas, maka dia akan merasakan kebahagiaan yang lebih besar dan suasana kerohanian yang lebih kuat.

Setiap kali dia dapat mengalihkan dana ibadah haji (bagi yang telah pernah menunaikan haji yang wajib) untuk memelihara anak-anak yatim, memberi makan orang-orang yang kelaparan, memberi tempat perlindungan kaum yang terlantar, mengobati orang sakit, mendidik orang-orang yang tidak berilmu, atau memberi kesempatan bekerja kepada mereka yang menganggur.

Setiap muslim, dalam spirit taat kepada Allah dan peduli kepada sesama, dianjurkan senantiasa menanam kebajikan dengan berbuat baik bagi kepentingan sesama sebagai sarana yang mengantarkan  kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.

Halaman:

Editor: Fauzi Amrullah Permata

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah