Asap Rokok, Kezaliman Atas Hak Kenyamanan Non Perokok  

14 Agustus 2022, 14:52 WIB
Ilustrasi perokok pasif /Cancer.ie

 

Portal Minahasa-Pernahkah Anda, saat dalam angkutan umum, duduk di bangku taman, atau di ruang tunggu, mendapati orang di sebelah mengisap rokok dengan santai tanpa mempertimbangkan kenyamanan orang lain?

Asap rokok, sama seperti asap-asap lainnya, merupakan suatu bentuk ketidaknyamanan. Tidak semua orang sudi menolerir asap hasil pembakaran rokok, seperti juga orang tak sudi menunggui  tempat pembakaran sampah.

Baca Juga: Hati-Hati! Pneumonia Cenderung Menyerang Anak Diumur Segini

Apa lagi, seperti yang sudah menjadi rahasia umum, dalam setiap batang rokok ada ribuan racun yang berbahaya bagi tubuh. Asap hasil pembakarannya tentu menebar racun itu ke segala arah.

Tak hanya berbahaya bagi perokok aktif, asap rokok juga dapat mengenai perokok pasif. Apa itu perokok pasif?

Baca Juga: Ingat Waktu Imunisasi, Ini Bahaya Penyakit Polio Bagi Anak

Perokok pasif adalah orang yang menghirup asap hasil merokok orang lain. Dapat secara langsung, bisa juga secara tidak langsung lewat residu yang tertinggal pada benda.

Meski anak balita Anda belum menjadi perokok, tidak berarti dia belum “menikmati” asap rokok—jika Anda selama ini merokok.

Baca Juga: Sifat Kopi Mencegah Penyerapan Kalsium, Ini Kata Spesialis Gizi

Dan itu tidak harus terjadi dengan cara Anda berada di dekatnya selama mengisap rokok. Pasalnya, asap rokok menempel pada pakaian, kulit, perabotan, dan juga tirai.

Pada anak kecil yang organ-organ tubuhnya masih sedang bertumbuh kembang, asap rokok berefek tidak main-main.

Sebagaimana dilansir dari situs resmi British Lung Foundation, berikut hal-hal yang dapat diderita anak yang perokok pasif:

  • Batuk kronis.
  • Napas berbunyi.
  • Perkembangan paru-paru terhambat.
  • Pertumbuhan tubuh terhambat.
  • Risiko mengidap penyakit asma meningkat pesat (pada penderita asma kondisi jadi makin memburuk).
  • Anak terancam menderita infeksi pernapasan semacam bronkiolitis atau pneumonia.
  • Setelah dewasa, anak kemungkinan menjadi alergi pada udara.
  • Anak cenderung ikut menjadi perokok.

Pada bayi atau janin yang masih berada dalam kandungan, ancaman asap rokok bahkan lebih besar lagi. Bayi bisa mengalami SIDS alias Sindrom Kematian Bayi Mendadak.

Menjadikan wanita hamil sebagai perokok pasif berarti menantang kemungkinan janin lahir, tapi dengan berat badan rendah alias prematur disertai kelainan paru-paru.

Jika Anda sayang pada keluarga, pertimbangan ulang kebiasaan merokok yang biasa Anda lakukan.

Sebab merokok di luar ruangan atau di tempat terbuka pun bukan solusi jika Anda masih akan kembali menemui orang-orang terkasih.***

 

Editor: Fauzi Amrullah Permata

Sumber: P2PTM Kementerian Kesehatan

Tags

Terkini

Terpopuler