Ini Obat Tradisional yang Dipakai Korea Utara untuk Lawan Covid-19, Salah satunya ada di Indonesia

18 Mei 2022, 00:41 WIB
Kim Jong Un Gagal Berikan Obat Covid Ke Masyarakat dan akhirnya menggunakan obat tradisional /AP/

PORTAL MINAHASA – Korea Utara sedang dilanda Covid-19 yang meloncak sepekan terakhir ini.  Tanpa vaksin, pemerintah Korea Utara menyarankan warganya untuk gunakan obat tradisional. Apa saja itu?

Warga Korea Utara disarankan mengkonsumsi obat tradisional dalam bentuk teh Tiga kali sehari untuk mencegah terpapar Covid-19. Pertama, The Willow Bark, obat tradisional racikan teh dari bahan herbal dengan kandungan serupa aspirin. 

Walaupun bukti ilmiah tentang efektivitas penggunaan teh willow bark untuk pengobatan masih terbatas, namun tanaman herbal ini telah banyak digunakan untuk mengatasi berbagai gangguan kesehatan pada warga Korea Utara.

Baca Juga: Penyebaran Covid-19 di Korea Utara Diduga Lantaran Acara Parade Militer, Kim Jong Un Disalahkan

Manfaat obat tradisional teh willow bark antara lain, meredakan sakit, menyehatkan kulit, bersifat anti-radang, menurunkan demam, membantu menghilangkan migraine, meringankan gejala menstruasi, menenangkan gangguan perut, dan membantu menurunkan berat badan

Sayangnya, willow bark sama halnya dengan semua senyawa mengandung salisilat, terdapat potensi efek samping seperti, sakit perut, diare, maag, mual, muntah hingga pendarahan lambung.

Selain teh willow bark, warga Korea Utara juga diminta menggunakan teh lonicera japonica atau di Indonesia dikenal dengan nama daun gandarusa,  tanaman liar atau tanaman perdu yang bisa diperbanyak dengan cara stek.

Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 Disebut Jadi Pemicu Hepatitis Misterius, Kemenkes Beri Penjelasan

Daun gandarusa memiliki tinggi mulai dari 0,8 meter hingga 2 meter dari permukaan tanah. Tanaman ini tumbuh tegak ke atas tanpa perlu disandarkan atau dililitkan pada media apa pun.

Daunnya berjenis tunggal dengan bentuk memanjang selebar 1-3,5 cm dan panjang sekitar 5-20 cm.

Warnanya hijau muda saat ukurannya kecil, sedangkan saat sudah tumbuh besar warnanya lebih hijau tua. Batangnya bercabang dan berkayu dengan ruas batang berwarna cokelat agak kehitaman dan mengilap.

Baca Juga: Covid-19 Meningkat di Cina, Jutaan Orang Dikarantina

Saat dikonsumsi, daun gandarusa memiliki rasa yang terasa getir, asam, dan sedikit rasa pedasnya.

Menjadi tanaman perdu yang tidak terlalu dianggap keberadaannya, manfaat daun gandarusa bagi kesehatan tubuh ternyata ada banyak.

Beberapa di antaranya adalah, mencegah sembelit,  mengobati radang sendi dan luka,  meredakan demam, batuk dan pilek, mencegah Infeksi HIV, hinga kontrasepsi alami untuk pria

Manfaat daun gandarusa yang terakhir ini sebenarnya sudah lama diketahui banyak masyarakat, terutama yang tinggal di Papua. Hal ini dikarenakan kaum pria di daerah Papua masih menggunakan daun gandarusa sebagai alat kontrasepsi.

Dengan banyaknya manfaat daun gandarusa, ternyata tanaman ini juga memiliki efek samping jika dikonsumsi berlebihan.

Pasalnya, di dalam ini terdapat kandungan alkaloid, minyak atsiri, justicin, dan kalium yang bisa menjadi racun. Hal ini jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dan dalam jangka panjang.

Terlalu banyak mengonsumsi minuman atau makanan yang mengandung alkaloid bisa menyebabkan keracunan yang ditandai dengan rasa mual hingga pusing.***

 

Editor: Fauzi Amrullah Permata

Sumber: sehatq.com

Tags

Terkini

Terpopuler