Ada 3 Isu Penyebab Terjadinya Peristiwa pemberontakan Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia

13 September 2022, 15:53 WIB
Isu ini kerap masih menjadi bahan perbincangan pada setiap orang karena kebenarannya masih simpang siur karena bukti yang belum akurat. /Istimewa/

PORTAL MINAHASA - Berikut ini 3 isu yang menjadi penyebab terjadinya peristiwa pemberontakan yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia pada gerakan 30 September.

Isu ini kerap masih menjadi bahan perbincangan pada setiap orang karena kebenarannya masih simpang siur karena bukti yang belum akurat.

Pada dini hari tanggal 1 Oktober 1965, keenam Jenderal senior dan beberapa lainnya tewas dalam percobaan kudeta yang dituduhkan serta disalahkan kepada penjaga istana (Cakrabirawa).

Baca Juga: Berikut Strategi Pelaksanaan Operasi Trisula, Penumpasan Sisa-sisa dari gerombolan G30S PKI

Pada saat itu diyakini ada oknum yang setia kepada PKI, adalah dia seorang letnan kolonel (Letkol Untung.)

Mayor Jenderal Soeharto, yang saat itu menjadi Panglima Komando Strategis Angkatan Darat, kemudian melancarkan tindakan keras terhadap G30S PKI.

Adapun 3 isu yang beredar tersebut antara lain:

Isu Dewan Jenderal

Pada saat kritis sekitar bulan September 1965, muncul keberadaan isu Dewan Jenderal.

Yang mengungkapkan bahwa beberapa pejabat Angkatan Darat tidak senang dengan Sukarno dan berniat untuk menggulingkannya.

Menanggapi masalah ini, Soekarno dikatakan telah memerintahkan pasukan Cakrabirawa untuk menangkap dan mengirim mereka ke Soekarno untuk diadili.

Namun di luar dugaan, selama penangkapan para jenderal ini, beberapa oknum bertindak secara emosional.

Terjadi tindakan beberapa oknum yang termakan emosi kemudian membunuh Letjen Ahmad Yani, Panjaitan, dan Harjono.

Isu Dokumen Gilchrist

Dokumen Gilchrist yang diambil dari nama duta besar Inggris untuk Indonesia Andrew Gilchrist, beredar hampir bersamaan waktunya dengan isu Dewan Jenderal.

Baca Juga: Begini Hubunggan RI, Malaysia dan AS Pasca G30S PKI dan Soeharto Jadi Presiden

Dokumen ini, yang oleh beberapa pihak disebut sebagai pemalsuan oleh intelejen Ceko di bawah pengawasan Jenderal Agayant dari KGB Rusia.

Yang menyebutkan adanya "Our local army friends" (Teman tentara lokal kita) yang mengesankan bahwa perwira-perwira Angkatan Darat telah dibeli oleh pihak Barat.

Kedutaan Amerika Serikat juga dituduh memberikan daftar nama-nama anggota PKI kepada tentara untuk "ditindaklanjuti".

Dinas intelejen Amerika Serikat mendapat data-data tersebut dari berbagai sumber.

Salah satunya seperti yang ditulis John Hughes, wartawan The Nation yang menulis buku "Indonesian Upheaval".

Yang dijadikan basis skenario film "The Year of Living Dangerously", ia sering menukar data-data apa yang ia kumpulkan untuk mendapatkan fasilitas teleks untuk mengirimkan berita.
Isu Keterlibatan Soeharto

Hingga saat ini tidak ada bukti keterlibatan atau peran aktif Soeharto dalam aksi penculikan tersebut.

Satu-satunya bukti yang bisa di elaborasi adalah pertemuan Soeharto yang saat itu menjabat sebagai Pangkostrad dengan Kolonel Abdul Latief di Rumah Sakit Angkatan Darat.

Meski demikian, Suharto merupakan pihak yang paling diuntungkan dari peristiwa ini.

Banyak penelitian ilmiah yang sudah dipublikasikan di jurnal internasional mengungkap keterlibatan Suharto dan CIA.

Beberapa diantaranya dalam penelitiannya, Cornell Paper, karya Benedict R.O'G. Anderson and Ruth T. McVey (Cornell University), Ralph McGehee (The Indonesian Massacres and the CIA).

Baca Juga: Inilah Operasi Trisula, Gerakan TNI Yang menumpas Habis Sisa-sisa G30S PKI Yang Melarikan Diri

Government Printing Office of the US (Department of State, INR/IL Historical Files, Indonesia, 1963–1965.

Secret; Priority; Roger Channel; Special Handling), John Roosa (Pretext for Mass Murder: The September 30th Movement and Suharto's Coup d'État in Indonesia), Prof. Dr. W.F. Wertheim (Serpihan Sejarah Thn 1965 yang Terlupakan).

Itulah 3 isu penyebab serta terjadinya G30S PKI.***

Editor: Fahmi Gobel

Tags

Terkini

Terpopuler