Sejarahnya Begini, Jamu Gendong Harus Ritual dan Meditasi

- 31 Agustus 2022, 21:08 WIB
Penampilan Inul Daratista saat menjadi tukang jamu gendong tradisional*
Penampilan Inul Daratista saat menjadi tukang jamu gendong tradisional* /Instagram @inul.d/

PORTAL MINAHASA – Masyarakat Indonesia tentu sangat akrab dengan istilah jamu gendong.  Ibu-ibu yang menggendong bakul, setumpuk botol yang berisi ramuan obat tradisional. 

Jamu gendong sudah ada sejak masa kerajaan Hindu-Buddha loh! Jamu, minuman warisan leluhur.  Tak hanya sebagai obat tradisional, jamu juga sering dijadikan minuma ringan jama dulu. 

Dari berbagai sumber, kata jamu berasal dari bahasa Jawa kuno, yaitu jampi atau usodo. Jampi atau usodo memiliki arti penyembuhan menggunakan ramuan obat-obatan atau doa-doa.

Istilah jampi banyak ditemukan pada naskah kuno, seperti pada naskah Gatotkacasraya yang ditulis oleh Mpu Panuluh dari Kerajaan Kediri pada masa Raja Jayabaya.

Jamu merupakan warisan leluhur yang sangat berharga. Minuman ini telah memegang peranan penting dalam pemeliharaan kesehatan dan kebugaran masyarakat nusantara sejak ratusan tahun silam.

Secara sederhana, jamu dapat juga disebut sebagai obat herbal asli Indonesia yang diracik menggunakan bahan-bahan alami untuk menjaga kesehatan dan juga menyembuhkan penyakit.

Bahan-bahan yang digunakan cukup mudah ditemukan di lingkungan seperti daun, rimpang, batang, buah, bunga, dan kulit batang.

Jamu sendiri memiliki beberapa jenis, mulai dari yang berbentuk kapsul, tablet, sachet, hingga tradisional seperti jamu gendong.

Dari berbagai jenis tersebut, jamu tradisional atau yang lebih dikenal dengan jamu gendong masih digemari masyarakat dari bermacam kalangan.

Halaman:

Editor: Fahmi Gobel

Sumber: Kemdikbud


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

x