Sejarah Museum Lubang Buaya, Saksi Bisu Kekejaman Peristiwa G30S PKI

- 16 September 2022, 14:06 WIB
Sejarah Museum Lubang Buaya, Saksi Bisu Kekejaman Peristiwa G30S PKI
Sejarah Museum Lubang Buaya, Saksi Bisu Kekejaman Peristiwa G30S PKI /Antara/Fakhri Hermansyah/

PORTAL MINAHASA - Siapa yang tak mengenal peristiwa Gerakan 30 September 1965 PKI atau G30S PKI.

Peristiwa tersebut menculik dan membunuh ketujuh perwira tinggi Angkatan Darat dan membawa mereka ke tempat penyiksaan yaitu di Lubang Buaya.

Sejarah museum Lubang Buaya juga dikenal dengan nama Museum Pancasila Sakti, berlokasi di Jalan Raya Pondok Gede, Jakarta Timur.

Baca Juga: 5 Jenis Obat Herbal Dipercaya Atasi Nyeri Asam Urat

Dilansir dari berbagai sumber, nama Lubang Buaya berasal dari legenda yang menceritakan mengenai buaya – buaya putih di sungai yang letaknya dekat dengan kawasan Pondok Gede.

Di lokasi inilah terjadi peristiwa ketika jenazah ketujuh jenderal dan perwira korban keganasan PKI dibuang begitu saja ke dalam sebuah sumur yang dikenal dengan peristiwa G30S PKI Lubang Buaya.

Sumur tersebut persisnya terletak di Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, dalam lahan seluas 14,6 hektar.

Di depan museum ini ada patung tujuh pahlawan revolusi yang tewas saat pemberontakan PKI di tahun 1965 tersebut.

Tugu ini dikenal dengan Monumen Pahlawan Revolusi yang dibangun pada pertengahan Agustus 1967 dan diresmikan pada 1 Oktober 1973 oleh Presiden Soeharto.

Para pahlawan revolusi tersebut adalah Jendral Ahmad Yani, Jendral Siswondo Parman, Jendral Suprapto, Jenderal Sutoyo Siswomiharjo, Jenderal MT. Haryono, Jenderal Donald Ifak Panjaitan, juga Kapten Pierre Tendean.

Jenazah ketujuh korban ini kemudian dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan.

Di bagian bawah monumen tersebut terdapat diorama yang menggambarkan kejadian atau peristiwa pada tanggal 30 September 1965.

Tulisan yang berbunyi: “Waspada.. dan mawas diri agar peristiwa semacam ini tidak terulang lagi”.

Museum Lubang Buaya juga diberi sebutan sebagai Museum Pengkhianatan PKI yang menceritakan sejarah pemberontakan PKI.

Yang ingin mengganti dasar negara Pancasila dengan tujuan organisasi PKI berupa paham komunis yang sama sekali bertentangan.

Kejadian pada tanggal 30 September 1965 adalah pemberontakan besar PKI yang kedua setelah peristiwa di Madiun pada tahun 1948 yang dikenal sebagai pemberontakan Musso.

Di dalam museum ini terdapat beberapa koleksi foto dari peristiwa pemberontakan PKI pada tahun 1965 tersebut.

Proses pengangkatan jenazah tujuh pahlawan revolusi sebagai salah satu tokoh G30S PKI.

Baca Juga: Nyeri dan Panas di Area Persendian, Kenali Faktor Pemicu Asam Urat

Juga beberapa diorama yang menceritakan mengenai pemberontakan PKI di berbagai daerah Indonesia.

Sebagai bagian dari sejarah museum Lubang Buaya juga terdapat Museum Paseban yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 1 Oktober 1981.

Bersamaan dengan sejarah Hari Kesaktian Pancasila yang sudah berlangsung selama dua windu.

Di dalam museum ini terdapat beberapa diorama yang menggambarkan hal – hal berikut termasuk sejarah G30S PKI lengkap:

Rapat – rapat PKI yang dilakukan dalam sejarah PKI untuk persiapan pemberontakan pada bulan September 1965

Latihan yang dilakukan para sukarelawan di Lubang Buaya sejak tanggal 5 Juli sampai 30 September 1965

Peristiwa penculikan Letjen TNI Ahmad Yani

Peristiwa penganiayaan di Lubang Buaya

Proses pengambilalihan Lanud Halim Perdanakusuma pada 2 Oktober 1965

Proses pengangkatan jenazah para pahlawan Revolusi pada 4 Oktober 1965

Proses lahirnya Supersemar pada 11 Maret 1966

Peristiwa pelantikan Jenderal Soeharto sebagai Presiden RI pada 12 Maret 1967

Tindak lanjut dari peristiwa berupa pelarangan PKI pada 26 Juni 1982.

Selain itu di dalam sejarah museum Lubang Buaya yang menggambarkan kronologi G30S PKI.

Ada juga Ruang Relik yang menjadi tempat pameran barang-barang terutama pakaian yang dikenakan para korban ketika diculik, disiksa hingga dibunuh disertakan hasil visum dari dokter.

Selain itu juga terdapat Aqualung, yaitu alat bantu pernapasan yang digunakan untuk mengangkat jenazah para korban dari dalam sumur.

Baca Juga: Dalam Semalam PKI Hancur, Ini Sebab Gagalnya G30S PKI Menurut Soepardjo

Juga ada Ruang Teater yang memutar rekaman bersejarah proses pengangkatan jenazah para pahlawan revolusi.

Proses pemakaman ke Taman Makam Pahlawan Kalibata dan lainnya yang diputar selama kurang lebih 30 menit.

Lalu ada Ruang Pameran Foto yang menyajikan foto – foto proses pengangkatan jenazah dan pemakaman.***

Editor: Fahmi Gobel

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah