Mimbar Buddha: Jalan Tengah

- 19 Mei 2022, 07:30 WIB
Perayaan Waisak di Vihara  Buddha Sakyamuni Denpasar
Perayaan Waisak di Vihara Buddha Sakyamuni Denpasar /tim potensi Badung 02/

Ekstrem keduniawian mengajarkan bahwa hidup harus dipergunakan untuk bersenang-senang dan mereguk kepuasan sebanyak-banyaknya, sedangkan ekstrem keagamaan mengajarkan untuk menjauhi kehidupan duniawi, pergi ke hutan, bertapa, serta hidup menyiksa diri agar dapat mencapai kebahagiaan dalam kehidupan di surga setelah kematian.

Kita semua, sebagai umat Buddha mengerti bahwa sumbangsih kebuddhaan yang paling penting bagi dunia adalah pencerahan, yakni diketemukannya “jalan” untuk melenyapkan penderitaan (samsara) bagi semua makhluk, yang dikenal dengan sebutan “Jalan Mulia Berunsur Delapan” (“Atthangika Magga”).

Baca Juga: Mimbar Buddha: Tiga Perlindungan yang Menyelamatkan

Jalan Mulia Berunsur Delapan merupakan tuntunan dan pedoman bagi setiap umat Buddha dan semua orang menuju hidup bahagia dan sejahtera baik dalam kehidupan sekarang maupun yang akan datang.

Kehidupan yang diwarnai dengan delapan kebenaran, yaitu: pengertian, pikiran, ucapan, perbuatan, pencaharian, usaha, perhatian, dan konsentrasi yang dilakukan dengan benar, yang dapat mengantarkan umat Buddha mencapai tujuan hidupnya.

Dalam kisah perjalanan spiritual hingga mencapai kebuddhaan, Pangeran Sidharta  telah merasakan segala kemewahan duniawi di istana sebagai putra mahkota, dan sebagai seorang pertapa kelana, selama bertahun-tahun Beliau telah melatih diri dengan penyiksaan yang sangat keras yang tidak pernah dilakukan oleh pertapa manapun di India pada masa itu.

Melalui pengalaman langsung itulah pada akhirnya beliau menemukan “Jalan Tengah” yang ideal dan menyadari bahwa kedua jalan ekstrem tersebut tidak bermanfaat sama sekali dan tidak membawa ke pencerahan spiritual.

Ekstrem keduniawian memanjakan yang jasmani dan melemahkan kesadaran demikian pula penyiksaan diri-pun membahayakan keselamatan dan melemahkan kesadaran.

Momentum Hari Tri Suci Waisak tahun ini dengan tema: “Moderasi Beragama untuk Indonesia Bahagia” yang kemudian diejawantahkan dalam tema Dharmasanti Waisak yaitu “Jalan Kebijaksanaan menuju Kebahagiaan Sejati” sangat tepat untuk mengingatkan kita semua lebih menghayati dan mengamalkan perilaku “Jalan Tengah” sebagai jalan kebijaksanaan untuk meraih kebahagiaan sejati.

Momentum tersebut juga sekaligus untuk menghambat gerak laju fenomena, paradigma dan kecenderungan perilaku kolektif masyarakat yang sangat cepat berkembang dan berubah ke arah ekstremisme dan radikalisme.

Halaman:

Editor: Fauzi Amrullah Permata

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x