Mimbar Khonghcu: Keharmonisan Ajaran Khonghucu dan Barong Landung di Bali

- 18 Mei 2022, 08:31 WIB
Mimbar Khonghucu antara Ajaran Khonghucu dan Barong Landung di Bali
Mimbar Khonghucu antara Ajaran Khonghucu dan Barong Landung di Bali /Image by Peter Biela from Pixabay

PORTAL MINAHASA – Mimbar Khonghucu hari ini oleh Dq Made Putra Semadhi,  Mahasiswa STIKIN, tentang keharmonisan ajaran Khonghucu dan Barong Landung di Bali.

Menghayati sejarah peradaban bangsa untuk dijadikan teladan pembangunan karakter wajib dilakukan saat ini. Apalagi, jati diri manusia Indonesia, perlahan namun pasti, mulai tergerus kultur populer yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang selama ini dianut.

Nabi Khonghucu mengajarkan pentingnya menghargai peradaban masa lalu. Dalam salah satu ayat, dia bersabda,“Kekaisaran Zhou meneladani kedua Kekaisaran yang mendahuluinya (Xia dan Shang) dan ternyata diketahui begitu Agung dan Megah peradabannya. Maka Akupun mengikuti jejak Kekaisaran Zhou.” (Lun Yu III:14).

Baca Juga: Mimbar Khonghucu: Kerukunan dan Moderasi Beragama dalam Konteks Kemajemukan

Peradaban Bangsa Indonesia merupakan mahakarya manusia melalui rahmat Tian-Tuhan Yang Maha Esa. Di dalam perkembangannya, Peradaban Bangsa Indonesia selalu mengutamakan esensi spiritualitas yang dimanifestasikan dalam purna rupa kesenian yang sangat indah dan megah.

Berbagai catatan sejarah menunjukkan “peradaban bangsa Indonesia” bukan berasal dari entitas tunggal, melainkan terbentuk dari elastisnya berbagai nilai peradaban bangsa lain yang selaras, hingga terserap membentuk suatu mahakarya akulturasi kesenian yang saling menyempurnakan, namun tidak meninggalkan esensi spiritualitas sumber asalnya. Hal ini dapat ditemukan dalam penelusuran arkeologis akar peradaban berbagai suku di Indonesia, salah satunya di Bali.

Masyarakat Bali dengan segala keindahan filosofi hidupnya yang termanifestasikan di dalam adat dan budaya berbalut kesenian yang adiluhung, juga menyimpan jejak sejarah akulturasi kebudayaan, peradaban, dan spiritualitas dengan masyarakat Tionghoa yang sangat bernilai.

Baca Juga: Mimbar Khonghucu: Hutan Sarana Hidup Kita

Ini bisa dijadikan patokan etika moral persatuan yang tulus dan harmonis, yang sesuai dengan tujuan perkembangan jati diri bangsa Indonesia ke depannya.

Halaman:

Editor: Fauzi Amrullah Permata

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x