Korea Utara Kewalahan Tangani Gelombang Covid-19, Sejumlah Negara Tawarkan Bantuan

- 18 Mei 2022, 15:41 WIB
Masyarakat Korea Utara mengenakan masker seiring penyebaran Covid-19 di sana sejak 12 Mei 2022.
Masyarakat Korea Utara mengenakan masker seiring penyebaran Covid-19 di sana sejak 12 Mei 2022. /Reuters/Kyodo Kyodo/

PORTAL MINAHASA – Korea Utara mulai kewalahan menangani wabah Covid-19 varian Omicron yang dilaporkan mulai meningkat pesat sejak April 2022 lalu.

Sejak masuknya kasus domestik pada 12 Mei 2022, jumlah perkiraan kumulatif telah naik menjadi 1,483 juta kasus dan 56 kematian.

Wabah Covid-19 varian Omicron di Korea Utara mengalami perkembangan sangat pesat sejak akhir April hingga sekarang. Tercatat sekitar 5 persen dari 26 juta penduduk dilaporkan mengalami demam.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengirimkan beberapa peralatan kesehatan dan persediaan lainnya ke Korea Utara.

Baca Juga: Shin Tae-Yong Sebut Thailand U23 Salah Satu Tim terbaik di Asia Tenggara, Timnas Indonesia U23 Diminta Fokus

Tawaran bantuan penanganan Covid-19 juga datang dari negara China dan Korea Selatan, jika Pyongyang meminta.

Kendati demikian, hingga kini Korea Utara belum menanggapi upaya Korea Selatan untuk memberikan bantuan kepada negara yang sempat bersatu ini dalam berjuang melawan wabah Covid-19 dan hanya menanggapi tawaran dari China.

Menanggapi penawaran dari China, Korea Utara dengan segera mengirimkan tiga pesawat Air Koryo ke Kota Shenyang, China pada 16 Mei 2022 untuk mengambil pasokan medis setelah negara tersebut mengonfirmasi terinfeksi wabah Covid-19.

Penerbangan ini merupakan menjadi penerbangan internasional pertama dari Korea Utara sejak pandemi Covid-19 melanda dunia dua tahun terakhir.

Baca Juga: Jurgen Klopp Tak Yakin Liverpool Akan Juara Liga Inggris 2021-2022: Manchester City Tak Mungkin Kalah

Pejabat Korea Utara Kantor Berita Pusat Korea mengatakan, dalam kurun waktu 24 jam sudah terdapat 269.510 warga terdeteksi mengalami demam dan terdapat enam kematian.

Terlebih lagi negara tersebut tidak memiliki sistem perawatan kesehatan yang canggih, sehingga tingkat penyebaran dan angka kematian akibat Covid-19 bisa lebih tinggi.

Dalam wawancara di televisi pemerintah, Wakil Menteri Kesehatan Masyarakat, Kim Hyong Hun, mengonfirmasi bahwa Korea Utara telah beralih dari karantina mandiri ke sistem perawatan untuk menangani ratusan ribu kasus dugaan demam akibat terinfeksi Covid-19.

Baca Juga: Wabah PMK Makin Mengkhawatirkan, Puan Maharani Ingatkan Pemerintah Bertindak Cepat

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un turut memerintahkan korps medis tentara untuk membantu menstabilkan pasokan obat, terutama di wilayah Pyongyang yang diprediksi menjadi pusat wabah penyebaran Covid-19.

Media Pemerintah Korea Utara melaporkan telah mengimbau para penderita Covid-19 yang belum mendapat penanganan untuk menggunakan obat penghilang rasa sakit dan penurun demam akibat kurangnya vaksin di negara tersebut.

Bahkan, media juga sempat merekomendasikan para penderita Covid-19 untuk menggunakan ramuan tradisional seperti berkumur dengan air garam, minum teh lonicera japonica atau daun willow tiga kali sehari.

Hal tersebut dibuktikan oleh salah seorang lansia yang terkena wabah Covid-19 yang mendapatkan penanganan Covid-19 menggunakan teh jahe dan keberadaan ventilasi di kamarnya.

Baca Juga: Dipengaruhi Miras, Pemuda di Minsel Sulawesi Utara Tega Menganiaya Kedua Orang Tua

“Saya awalnya takut dengan Covid, tapi setelah mengikuti saran dokter dan mendapatkan perawatan yang tepat, ternyata bukan masalah yang besar,” ucap seorang lansia dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari laman Antara.

Kendati demikian, walaupun tidak mengklaim pengobatan rumahan akan menghilangkan virus Covid-19 dari tubuh, Korea Utara memiliki sejarah dalam mengembangkan pengobatan yang belum terbukti secara ilmiah.

Salah satu pengembangan pengobatan Korea Selatan yang memiliki sejarah panjang adalah suntikan yang terbuat dari ginseng yang ditanam dalam unsur tanah jarang yang diprediksi berkhasiat dalam menyembuhkan berbagai penyakit mulai dari AIDS hingga impotensi.***

Editor: Mulyadi Pontororing

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini