Kim Jong Un Marah, Para Pejabat Korea Utara Dianggap Lambat Tangani Lonjakan Covid-19

- 18 Mei 2022, 21:12 WIB
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un.
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un. /Yonhap via Reuters/

PORTAL MINAHASA - Korea Utara melaporkan ada lebih dari 232.880 orang mengalami gejala demam. Namun laporan tersebut tidak menyebutkan berapa banyak orang yang positif terpapar Covid-19.

Dalam menghadapi wabah Covid-19, Korea Utara telah mengerahkan angkatan bersenjatanya, termasuk 3.000 staf medis militer, untuk sistem pengiriman obat 24 jam.

Meski terjadi peningkatan dan penyebaran kasus Covid-19, Korea Utara belum memulai vaksinasi massal.

Baca Juga: Ukraina Tuntut Tanggung Jawab Militer Rusia saat Gelar Pengadilan Kejahatan Perang Pertama Kali

Fasilitas pengujian Covid-19 juga terbatas. Hal ini membuat banyak ahli khawatir, bahwa mungkin sulit untuk menilai seberapa luas dan cepat Covid-19 ini menyebar.

Pada hari Selasa, 17 Mei 2022, menurut KCNA Presiden Korea Utara Kim Jong Un mengatakan bahwa ada ketidakmatangan dalam kapasitas negaranya untuk mengatasi krisis ini, yang menyebabkan meningkatnya kompleksitas dan kesulitan dalam memerangi Covid-19.

Pemimpin Korea Utara itu pun mengecam para pejabat pemerintah negaranya terhadap penanganan Covid-19.

Kim Jong Un menuduh pejabat pemerintah tidak memadai dan lamban ketika kasus Covid-19 melanda negara itu.

Baca Juga: WHO Khawatir Wabah Covid-19 di Korea Utara Munculkan Varian Baru, Bisa Picu Krisis Besar

Sejak pengumuman pertama kasus Covid-19, Korea Utara telah melaporkan ada 1,72 juta pasien dengan gejala demam, termasuk 62 orang di antaranya meninggal dunia.

Menurut KCNA, Korea Utara telah mendorong untuk lebih menangani "pengumpulan, pengangkutan, dan pengujian spesimen dari orang-orang yang demam, sambil memasang fasilitas karantina tambahan."

Televisi pemerintah Korea Utara menunjukkan sejumlah besar tentara berkumpul di alun-alun.

Dikutip dari Pikiran-rakyat.com, seorang juru bicara kantor hak asasi manusia PBB mengatakan pada hari Selasa, 17 Mei 2022 kemarin bahwa langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah Korea Utara di Pyongyang dapat memiliki konsekuensi menghancurkan hak asasi manusia di negara itu.

Baca Juga: Shin Tae-yong Ungkap Pengganti Asnawi Mangkualam di Semifinal Indonesia U23 Vs Thailand U23

Hal itu karena pembatasan untuk mengekang virus dapat membatasi orang untuk mendapatkan cukup makanan dan bertemu dengan orang lain.

Negara tetangganya, Korea Selatan, telah menawarkan untuk mengirim pasokan medis, termasuk vaksin, masker dan alat tes, serta kerja sama teknis.

Namun sejauh ini, Korea Utara belum menanggapinya.***

Editor: Mulyadi Pontororing

Sumber: PRMN


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah