AS Tuding Rusia Jadikan Kelaparan Sebagai Senjata Perang, Tuntut Pemblokiran di Laut Hitam Segera Dihentikan

- 20 Mei 2022, 20:23 WIB
Ilustrasi konflik Rusia dan Ukraina.
Ilustrasi konflik Rusia dan Ukraina. /Pixabay/mediamodifier/

Baca Juga: Cek Fakta: Umat Muslim Memblokade Jalanan di Perancis dengan Salat Berjamaah

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev, pada Kamis, 19 Mei memperingatkan bahwa Kremlin tidak akan mengirimkan biji-bijian pokok kepada dunia, jika barat tak mengakhiri sanksinya.

Rusia dan Ukraina menghasilkan 30 persen dari pasokan gandum global dan 69 persen dari minyak bunga matahari dunia.

Sebelumnya, Eks Presiden Rusia yang sekarang menjadi pejabat keamanan senior, memperingatkan bahwa pasokan makanan takkan dikeluarkan kecuali barat melonggarkan sanksinya.

Peringatan itu muncul setelah adanya permintaan dari pemerintah barat dan PBB agar Moskow mencegah kemungkinan kelaparan di beberapa negara.

Baca Juga: Pendukung UAS Gelar Demonstrasi, Tuntut Kedutaan Singapura Diusir dari Indonesia

Medvedev mengatakan Barat harus adil dalam kesepakatan. Dia ingin kedua pihak sama-sama diuntungkan.

 “Jika tidak, satu sisi sanksi gila dijatuhkan kepada kami, di sisi lain mereka menuntut pasokan makanan. Kami bukan orang idiot,” kata Medvedev melalui Telegram.

“Negara-negara yang mengimpor gandum kami dan produk makanan lainnya akan mengalami masa yang sangat sulit tanpa pasokan dari Rusia. Tanpa pupuk kami, hanya gulma berair yang akan tumbuh,” tambah Medvedev.

Dia lalu menambahkan, Rusia masih punya nurani. Dia memastikan bahwa kesempatan untuk mencegah krisis pangan terbuka lebar jika Barat mau berkompromi.

Halaman:

Editor: Mulyadi Pontororing

Sumber: PRMN


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini