Kenali Fase-Fase Penyakit Hepatitis Akut Berat, Segera ke Dokter Jika Mulai Timbul Gejala

23 Mei 2022, 15:59 WIB
Hepatitis akut umumnya menerang anak usia di bawah 10 tahun. /Metro.co.uk/

PORTAL MINAHASA – Masyarakat diminta untuk mewaspadai penyebaran penyakit hepatitis akut berat yang hingga kini masih mengintai,

Masyarakat pun diminta segera memeriksakan diri atau keluarga ke fasilitas terdekat jika pada saat sakit terdapat tanda-tanda terkait hepatitis misterius.

Dokter Spesialis Anak Sub Spesialis Gastro-Hepatologi FKUI–RSCM, Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, SpA(K) mengatakan ada fase-fase yang dapat dikenali sebagai gejala penyakit hepatitis akut berat.

Guru Besar di Universitas Indonesia (UI) itu mengatakan hepatitis akut berat ini akan dimulai dari penderita akan merasakan diare hingga terjadi perubahan warna kulit.

Baca Juga: Tanggapan Jenderal Andika Soal IKN Disebut Rawan Serangan Udara: Kita Memang Masih Kekurangan

"Pada fase awal, penderita merasakan diare, mual-muntah, demam, dan masalah pernapasan. Ketika memasuki fase lanjutan, terjadi perubahan warna kekuningan pada kulit atau mata," kata dr. Hanifah dalam keterangannya, Senin, 23 Mei 2022 seperti dikutip dari Antara News.

Dia menjelaskan, penderita juga akan mengalami buang air kecil pekat atau buang air besar berwarna pucat, juga mengalami kejang. Pada fase terakhir, penderita kehilangan kesadaran.

Sejauh ini, ilmuwan menemukan adanya Adenovirus tipe 41 dalam darah para suspek. Virus ini dan SARS-CoV-2 diperkirakan sebagai salah satu penyebab paling mungkin Hepatitis Akut Berat. Adenovirus merupakan virus yang biasa ditemukan dalam kasus muntah dan diare, tetapi tidak diketahui jika dapat menyebabkan hepatitis.

Baca Juga: Son Heung-min Cetak Sejarah Jadi Pesepak Bola Asia Pertama Terima Sepatu Emas di Liga Inggris

Berangkat dari temuan ini, para ilmuwan menyebutkan enam hipotesis penyebab penyakit Hepatitis Akut Berat. Pertama, akibat jarang terpapar Adenovirus saat pandemi. Kedua, akibat mutasi Adenovirus varian baru.

Ketiga, merupakan sindrom post-infeksi SARS-CoV-2. Keempat, akibat paparan obat/lingkungan. Kelima, adanya patogen baru. Keenam, disebabkan varian baru SARS-CoV-2.

Sementara itu, spesialis Mikrobiologi FKUI, Dr. dr. Budiman Bela, SpMK(K) menjelaskan perlu dilakukan pemeriksaan kemungkinan penyebab penyakit sesuai gejala klinis yang ditemukan. Ia menyanggah adanya korelasi antara vaksin Covid-19 dan kasus Hepatitis Akut.

Mayoritas pasien berusia 3–5 tahun dan kebanyakan dari mereka tidak menerima vaksin Covid-19. Terlebih, Adenovirus yang dikaitkan dengan sebagian besar kasus adalah Adenovirus Tipe 41 sehingga berbeda dengan yang digunakan dalam beberapa vaksin Covid-19.

Baca Juga: Palestina Kecam Pengadilan Israel Bolehkan Orang Yahudi Beribadah di Komplek Masjid Al Aqsa

Oleh karena itu, tidak terbukti adanya korelasi antara vaksin Covid-19 dan kasus Hepatitis Akut Berat.

Hepatitis Akut Berat dapat menular melalui mulut dari benda, makanan, atau minuman yang terkontaminasi kotoran orang yang terinfeksi virus serta saluran pernapasan.

Ada tiga aspek pemicu terjadinya penyakit, yaitu penderita, penyebab, dan lingkungan. Faktor dari penderita meliputi pengetahuan dan perilaku, kebersihan diri, imunitas dan nutrisi tubuh, serta riwayat infeksi dan vaksinasi. Faktor penyebab penyakit seperti bakteri, virus, dan parasit memengaruhi faktor penderita.

Baca Juga: Indonesia Masuk daftar Larangan Berkunjung Warga Arab Saudi, Bagaimana Nasib Calon Haji?

Sementara itu, faktor lingkungan dapat berupa kontak kasus, wilayah, sanitasi, sarana air bersih, dan pengolahan makanan. Terkait faktor lingkungan, kebijakan tiap negara memiliki andil besar dalam menciptakan lingkungan yang sehat.***

Editor: Mulyadi Pontororing

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler