Kenali Gejala Spesifik Cacar Monyet yang Jadi Pembeda dengan Cacar Umumnya

- 24 Mei 2022, 19:00 WIB
Ilustrasi - cacar monyet./
Ilustrasi - cacar monyet./ /CDC/via REUTERS

PORTAL MINAHASA – Pemerintah Indonesia kini tengah mewaspadai dan memperhatikan perkembangan penyakit cacar monyet atau monkeypox yang sudah menyebar ke 11 negara di Eropa dan Amerika.

Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Mohammad Syahril mengatakan virus cacar monyet akan menular melalui kontak erat dengan hewan atau manusia yang terinfeksi. Serta benda yang terkontaminasi virus seperti darah, air liur, cairan tubuh, lesi kulit, droplet pernapasan.

"Sejauh ini di Indonesia belum ada laporan kasus cacar monyet dan secara global tidak ada kematian akibat kematian cacar monyet," katanya menyampaikan keterangan pers secara virtual di Jakarta, Selasa, 24 Mei 2022.

Baca Juga: Kementerian Kesehatan Arab Saudi Ungkap Alasan Melarang Warganya Berkunjung ke Indonesia

Syahril menjelaskan gejala spesifik yang membedakan antara cacar monyet dan cacar pada umumnya yakni terjadi pembengkakan pada kelenjar getah bening.

"Yang menjadi pembeda ada pembengkakan kelenjar getah bening (Limfadenopati) pada leher dan selangkangan," katanya.

Gejala lain yang ditimbulkan cacar monyet, lanjutnya, ditandai dengan sakit kepala, sakit kepala hebat, demam tinggi, nyeri punggung, nyeri otot dan lemas.

Pada umumnya virus ini membutuhkan masa inkubasi selama 6 hingga 16 hari, tetapi pada kasus lainnya ada yang dapat mencapai 5 hingga 21 hari. "Untuk fase prodromal atau invasi selama 1-3 hari," katanya.

Baca Juga: Simak Cara Cek Nama Anda di Program BLT Subsidi Gaji yang Telah Dicairkan Pemerintah

Jika sudah mencapai tahap erupsi atau fase paling infeksius, kata Syahril, ditandai dengan ruam atau lesi pada kulit, biasanya dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh berisi cairan bening (blister), lepuh berisi nanah (pustule), kemudian mengeras (krusta) atau keropeng lalu rontok.

"Biasanya diperlukan waktu hingga 3 pekan sampai periode lesi tersebut menghilang dan rontok dengan sendirinya," katanya.

Syahril mengatakan cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh virus human monkeypox (MPXV) orthopoxvirus dari famili Poxviridae yang bersifat highly pathogenic. "Cacar monyet termasuk dalam kriteria zoonosis (penyakit hewan)," katanya seperti dikutip dari Antara News.

Baca Juga: Bareskrim Polri Ungkap Kasus Solar Subsidi di Pati: 499 Ribu Liter BBM dan Kapal Tanker Disita

Virus pertama kali ditemukan pada monyet di tahun 1958. Sedangkan kasus pertama pada manusia (anak-anak) terjadi pada tahun 1970 di Kongo.***

Editor: Mulyadi Pontororing

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini