Asalkan, proses pengerjaan pekerjaan rumah itu dilakukan secara menyenangkan. Misalnya, dengan sesekali mengobrol tentang teman-teman dan suasana sekolah, bernyanyi, atau membiarkan anak melompat-lompat.
Tidak jarang, anak merasa tidak cukup pintar dan kemudian menutup diri ketika kesulitan menemukan solusi atas pekerjaan rumah mereka.
Jika ini terjadi, orang tua sebaiknya tidak mengambil alih pengerjaan PR. Sebaliknya, duduklah bersama si kecil dan bantu dia memikirkan penyelesaian pekerjaan rumah tersebut.
Minta anak Anda mengingat kembali contoh penyelesaian masalah serupa pekerjaan rumah. Tips ini akan membantunya mengingat kembali langkah-langkah yang diajarkan guru di kelas.
Anda sendiri sebagai orang tua harus memberi contoh pengendalian diri. Anda tak boleh lekas kehilangan kesabaran. Jika tidak, anak akan mengasosiasikan acara pengerjaan pekerjaan rumah sebagai sesuatu yang tidak menyenangkan.
Selama anak mau berusaha, jangan lupa untuk memberi dia pujian atas upayanya mengerjakan pekerjaan rumah dan menguasai pelajaran.
Waktu pengerjaan PR
Meskipun kegembiraan merupakan hak psikologis anak, tapi begitu pula pendidikannya. Maka, Kak Seto mengingatkan orang tua agar seimbang dalam memastikan kedua hal tersebut, selain kesehatan anak.
Tidak apa-apa mengajak si kecil mengerjakan pekerjaan rumah sesegera mungkin. Namun, perhatikan kondisinya.
Beberapa anak butuh beristirahat dulu sepulang sekolah. Ada pula yang senang segera mulai mengerjakan pekerjaan rumah karena masih penuh semangat.
Artikel Rekomendasi