Pasca G30S PKI, Jenazah Ayah Pimpinan PKI DN Aidit Ditemukan Membusuk dan Adiknya Ditangkap

- 11 September 2022, 02:00 WIB
Foto kenangan, Ibarruri (kedua dari kiri) bersama DN Aidit (Tengah) dan adik-adik Ibarruri yang masih kecil.
Foto kenangan, Ibarruri (kedua dari kiri) bersama DN Aidit (Tengah) dan adik-adik Ibarruri yang masih kecil. /Yunita Datalamom/Museum.or.id

PORTAL MINAHASA – Pasca geger G30S PKI (Gerakan 30 September) tiga anak laki-laki dan ayah kemudian diangkut oleh Adik Bungsu DN Aidit ke Kebayoran, Jakarta Selatan.

Hal itu setelah Iwan, Irfan, dan Ilham tiga anak laki-laki DN Aidit, sempat diasuh Abdullah Ayah kandung Aidit. Karena ditinggal Aidit pada malam 30 September 1965 dan istrinya  bernama Soetanti, tiga hari pasca G30S PKI.

Sehari pasca G30SPKI, Murad Aidit dibekuk bersama sejumlah anggota PKI lainnya. Ia ditahan di penjara Kramat, kemudian pada 1969 dibuang ke Pulau Buru.

Baca Juga: Termasuk Mencuri Anak-anak, 7 Kejahatan Halal Ratu Elizabeth II Tanpa Didakwa Bersalah

Sedangkan Sang ayah Aidit, pasca G30S PKI, sudah berada di Belitung atas bantuan Wakil Perdana Menteri Chaerul Saleh.

Namun ia jatuh sakit selama tinggal tiga tahun di sana. Dikarenakan rumahnya kosong, Ia akhirnya meninggal dan jenazahnya membusuk tiga hari sebelum ditemukan.

Sementara itu, Anak istri Murad Aidit menjual habis barang di rumah untuk bertahan hidup selama Basri di penjara. Setelah semua ludes, hidup mereka bergantung kepada bantuan saudara, kenalan, dan teman.

Baca Juga: Astaga! Ternyata Indonesia Sempat Diproklamirkan Negara 'Komunis', Siapa Dalangnya?

Setelah beberapa hari, Basri Aidit salah satu adik D.N Aidit, pindah kerja ke kantor Central Comittee PKI di Kramat, Jakarta Pusat dari pegawai di kantor Dinas Pekerjaan Umum Tanah Abang, peristiwa 30 September meletus.

Halaman:

Editor: Yunita Datalamon

Sumber: National Geographic


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini