PORTAL MINAHASA - Di era 50an PKI mendapat angin segar, mulai bangkit dan melebarkan sayapnya.
Kedekatan tokoh PKI dengan Soekarno menjadikan posisi PKI dalam perpolitikan Indonesia sangat berpengaruh.
Sejalannya Sosialisme-Komunis PKI dan Ideologi Nasakom Soekarno menjadikan hubungan mereka lebih akrab.
Baca Juga: Pembaruan Game Minecraft 1.20 Akan Rilis Oktober 2022
Kedekatan PKI terhadap Soekarno ini tidak lain bertujuan untuk memuluskan langkah penyebaran paham dan rencana mereka nanti.
Tragedi ini berawal setelah Pemilu 1955. Saat itu Buya Hamka terpilih nenjadi anggota Dewan Konstituante dari Masyumi mewakili Jawa Tengah.
Buya Hamka bersama dengan Moh. Natsir, Moh. Roem, dan Isa Anshari menjadi pihak yang paling konsisten dalam memperjuangkan formalisasi syariat Islam.
Namun kala itu, Presiden Soekarno mendasarkan negara Indonesia dengan landasan Nasakom (Nasionalis-Agama-Komunis), yang tentu ditentang keras oleh Buya Hamka.
Dalam sebuah sidang, Soekarno pernah menyatakan pandangannya dengan mengatakan “Inilah ash-shiraath al-mustaqiim!” (jalan yang lurus). Namun, Buya Hamka menimpalinya dengan mengatakan, “Bukan, itu adalah ash-shiraat ila al-jahiim!” (jalan menuju Ner4ka Jah4nam).
Artikel Rekomendasi