Hari ini Dolar Naik ke Level Tertinggi, Harga Emas Jatuh

12 Juli 2022, 15:55 WIB
ilustrasi emas /@Stevebidmead/Pixabay/

PORTAL MINAHASA - Harga emas kembali jatuh pada akhir perdagangan Selasa pagi WIB menutup surplus dua sesi secara berturut-turut.

Hal ini disebabkan lantaran dolar AS naik ke level maksimum baru selama dua dasawarsa yang berakibat pada menurunkan pesona emas sebagai tempat bernaung yang aman.

Komitmen logam mulia ini paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, tersungkur 10,6 dollar AS atau 0,61 persen menjadi ditutup pada 1,731,70 dollar AS per troy ounce. Emas berjangka jatuh ke level terdalam mulai akhir September 2021.

Baca Juga: Petinggi ACT Diperiksa Polri Terkait Dana Korban Kecelakaan Pesawat Lion Air

Penyusutan emas terjadi saat indeks dolar yang menakar greenback terhadap enam mata uang utama kompetitornya mencapai tingkat tertinggi baru di atas 108 sejak Oktober 2002, melonjak 0,95 persen menjadi 108,0220.

Logam mulia ini kehilangan 3,3 persen sepanjang minggu lalu dan mencatat penyusutan mingguan keempat berturut di tengah penguatan dollar Amerika Serikat.

Emas berjangka sedikit menguat 2,6 dollar AS atau 0,15 persen menjadi 1.742,30 dollar AS per troy ounce pada perdagangan Jumat (8/7), selepas terdongkrak 3,2 dollar AS atau 0,18 persen menjadi 1.739,70 dollar AS pada perdagangan Kamis (7/7), dan turun 27,40 dollar AS atau 1,55 persen menjadi 1.736,50 dollar AS pada perdagangan Rabu (6/7).

Baca Juga: Ini Situasi Covid-19 Nasional, Jumlah Kasus dalam Perawatan Medis 20.535

Kawatir resesi terus mengirim indeks dollar AS ke posisi tertinggi baru 20 tahun pada Senin (11/7), meredam pesona emas. Pedagang juga menantikan data indeks harga konsumen AS yang akan dirilis pada Rabu (13/7) dan indeks harga produsen yang akan dilansir pada Kamis (14/7).

Para analis pasar yakin potensi jangka pendek dan menengah untuk emas buruk karena harapan bahwa dollar AS akan meningkat sejalan dengan peningkatan suku bunga.

Peningkatan suku bunga adalah hantaman bagi emas. Market sedang bersiap akan adanya kemungkinan The Fed menetapkan kenaikan suku bunga non-stop sebesar 75 basis poin dibulan ini dan tiga selanjutnya jika IHK tidak menarik diri secepat yang diharapkan bank sentral pada akhir tahun.

Baca Juga: Lihat Status IG Jokowi, Singgung Menteri Ngurusin Energi dan Pangan, Ada Menteri Melongo

“Inflasi bermain tarik-menarik dengan emas dan logam mulia mencoba menahannya. Laporan inflasi yang panas pada Rabu (13/7) akan memperkuat ekspektasi kenaikan suku bunga Fed yang agresif untuk akhir bulan ini dan menaikkan ekspektasi untuk pertemuan September," kata Ed Moya, analis di platform perdagangan online OANDA sebagaimana dikutip Portal Minahasa dari Antaranews.

Untuk logam mulia yang lain seperti Perak, pengiriman September turun 10,4 sen atau 0,54 persen, menjadi ditutup pada 19,132 dollar AS per troy ounce. Sedangkan Platinum, untuk pengiriman Oktober turun 22,10 dollar AS atau 2,5 persen, menjadi ditutup pada 860,70 dolar AS per troy ounce.***

 

Editor: Mulyadi Pontororing

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler