Pembunuhan Jurnalis Shireen Abu Akleh: Tentara Israel Diduga Sengaja Menyarasar Kumpulan Wartawan Palestina

- 12 Mei 2022, 13:37 WIB
Jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh yang ditembak mati saat melaporkan operasi militer Israel.
Jurnalis Al Jazeera, Shireen Abu Akleh yang ditembak mati saat melaporkan operasi militer Israel. /Reuters/Imad Creidi/

PORTAL MINAHASA - Jurnalis senior Al Jazeera, Shireen Abu Akleh (51) ditembak mati dalam penyerangan pasukan Israel di Kota Jenin, Tepi Barat pada Rabu, 11 Mei 2022.

Pembunuhan jurnalis senior itu diduga dilakukan oleh seorang sniper atau penembak jitu militer Israel. Shireen Abu Akleh dinyatakan meninggal setelah menjalani perawatan medis akibat peluru tajam yang menyarang di kepalanya.

Shireen Abu Akleh diduga secara sengaja ditembak pasukan Israel. Tak hanya itu, pada saat penembakan, seorang rekan  Shireen, Ali al-Samoudi, juga mengalami luka tembak di bagian punggung, tapi kondisinya saat ini sudah berangsur pulih setelah mendapat perawatan.

Sejumlah wartawan yang saat itu berada di dekat Shireen Abu Akleh memberi kesaksian bagaimana detik-detik mengerikan itu terjadi.

Baca Juga: 24 Jam Perjalanan, Presiden Jokowi ke Amerika Serikat Hadiri pertemuan KTT Khusus ASEAN

Ali al-Samoudi yang sudah mulai bisa memberikan keterangan mengatakan, mereka berdua ditembak saat berdiri di antara beberapa wartawan lain di Jenin.

Ketika itu lokasi kumpulan wartawan jauh dari kamp pengungsi, di mana tentara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sedang melakukan penggerebekan di rumah-rumah yang diduga sebagai tersangka teror.

Sebelum kejadian maupun hingga saat terjadi penembakan pada kedua wartawan, sama sekali tidak ada suara tembakan.

“Kami akan merekam operasi tentara Israel dan tiba-tiba mereka menembak kami tanpa meminta kami untuk pergi atau berhenti syuting (merekam),” kata Samoudi, seperti dikutip Al Jazeera.

Dari kesaksian Samoudi mengungkapkan orang yang pertama ditembak adalah dirinya. Lalu terdengar suara tembakan kedua yang mengenai bagian kepala Shireen Abu Akleh.

Setelah terdengar dua kali suara tembakan yang menyasar wartawan, sama sekali tidak ada suara tembakan lanjutan.

Baca Juga: Ini Manfaat Biji Pala Sebagai Obat Tradisional yang Mujarab

“Peluru pertama mengenai saya dan peluru kedua mengenai Shireen. Tidak ada perlawanan militer Palestina sama sekali di tempat kejadian,” kata dia.

Sebagai jurnalis yang meliput di area konflik, dia mengaku sudah melakukan standar baku yang dengan jelas mengidentifikasi mereka sebagai wartawan.

Shatha Hanaysha, seorang jurnalis lokal yang berdiri di samping Abu Akleh ketika dia ditembak, mengatakan hal yang sama kepada Al Jazeera.

"Kami empat wartawan, kami semua memakai rompi, semua memakai helm," kata Hanaysha.

“Tentara pendudukan (Israel) tidak berhenti menembak bahkan setelah dia pingsan. Saya bahkan tidak bisa mengulurkan tangan untuk menariknya karena tembakan yang dilepaskan. Tentara bersikeras menembak untuk membunuh,” ujarnya lagi.

Baca Juga: Jaksa KPK Tuntut 10 Anggota DPRD Nonaktif Muara Enim Sumsel Empat Tahun Penjara

Korban bernama lengkap Shireen Abu Akleh merupakan seorang Kristen Palestina lahir di lingkungan Beit Hanina Yerusalem pada tahun 1971, ia belajar jurnalisme cetak di Universitas Yarmouk di Yordania.

Dia menggunakan bakatnya untuk menceritakan kisah perjuangan Palestina, pertama dengan Badan Pengungsi PBB, kemudian bekerja sama dengan Perusahaan Penyiaran Palestina sebelum akhirnya menjadi koresponden Palestina Al Jazeera pada tahun 1997.

“Saya memilih jurnalisme untuk dekat dengan orang, dan saya tahu bahwa tidak akan mudah untuk mengubah situasi. Tapi setidaknya saya berhasil membawa suara Palestina ke dunia,” ujar Shireen Abu Akleh pernah berkata tentang karyanya.

Dia dilaporkan dicintai oleh sesama warga Palestina. Kerumunan besar berkumpul di Ramallah saat pelayat membawa jenazahnya, yang dibungkus dengan bendera Palestina, keffiyeh, dan bunga, ke upacara pemakaman.

Baca Juga: Kemenkes Pastikan Hepatitis Akut Tidak Berpeluang Jadi Pandemi

Jenazah Abu Akleh telah dipindahkan ke Rumah Sakit Istishari di Ramallah untuk otopsi resmi, sesuai perintah jaksa penuntut umum, kata Al Jazeera.

Otoritas Nasional Palestina, yang mengatur Tepi Barat, dengan tegas menyalahkan pasukan keamanan Israel.

Dalam sebuah pernyataan, kementerian luar negeri PNA menuduh Israel “dengan sengaja dan sengaja' menembak kedua jurnalis tersebut.

“Kepresidenan menganggap pemerintah Israel bertanggung jawab penuh atas kejahatan keji ini,” kata kantor Presiden PNA Mahmoud Abbas

“itu adalah bagian dari kebijakan harian yang dilakukan oleh pendudukan terhadap rakyat kami, tanah mereka dan tempat suci mereka," tuturnya menambahkan.

Baca Juga: Cinta Sering Ditolak? Mungkin Anda Kena Kutukan! Simak Penjelasan Berdasarkan Primbon Jawa

Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) menuntut penyelidikan yang independen dan transparan atas pembunuhannya. Impunitas harus diakhiri.

Sementara itu, Ppjabat Israel mengklaim bahwa mereka terluka oleh tembakan Palestina. Namun di sisi lain, jaringan Qatar menyebutkan jika mereka diduga ditembak oleh penembak jitu Israel saat berada di dekat orang Palestina.***

 

Disclaimer: Artikel ini sebelumnya telah tayang di Pikiran-rakyat.com dengan judul "Kesaksian Jurnalis Palestina yang Selamat: Tentara Israel Tiba-tiba Menembaki Kami"

Editor: Mulyadi Pontororing

Sumber: PRMN


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah