Pejabat Korea Utara Kantor Berita Pusat Korea mengatakan, dalam kurun waktu 24 jam sudah terdapat 269.510 warga terdeteksi mengalami demam dan terdapat enam kematian.
Terlebih lagi negara tersebut tidak memiliki sistem perawatan kesehatan yang canggih, sehingga tingkat penyebaran dan angka kematian akibat Covid-19 bisa lebih tinggi.
Dalam wawancara di televisi pemerintah, Wakil Menteri Kesehatan Masyarakat, Kim Hyong Hun, mengonfirmasi bahwa Korea Utara telah beralih dari karantina mandiri ke sistem perawatan untuk menangani ratusan ribu kasus dugaan demam akibat terinfeksi Covid-19.
Baca Juga: Wabah PMK Makin Mengkhawatirkan, Puan Maharani Ingatkan Pemerintah Bertindak Cepat
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un turut memerintahkan korps medis tentara untuk membantu menstabilkan pasokan obat, terutama di wilayah Pyongyang yang diprediksi menjadi pusat wabah penyebaran Covid-19.
Media Pemerintah Korea Utara melaporkan telah mengimbau para penderita Covid-19 yang belum mendapat penanganan untuk menggunakan obat penghilang rasa sakit dan penurun demam akibat kurangnya vaksin di negara tersebut.
Bahkan, media juga sempat merekomendasikan para penderita Covid-19 untuk menggunakan ramuan tradisional seperti berkumur dengan air garam, minum teh lonicera japonica atau daun willow tiga kali sehari.
Hal tersebut dibuktikan oleh salah seorang lansia yang terkena wabah Covid-19 yang mendapatkan penanganan Covid-19 menggunakan teh jahe dan keberadaan ventilasi di kamarnya.
Baca Juga: Dipengaruhi Miras, Pemuda di Minsel Sulawesi Utara Tega Menganiaya Kedua Orang Tua
Artikel Rekomendasi