Anak Bisa Beresiko Jadi Korban atau Pelaku Bullying, Ini Faktor yang Wajib Dikenali Orang Tua

- 28 Juni 2022, 15:57 WIB
Ilustrasi bullying.*
Ilustrasi bullying.* /pixabay

2. Faktor Keluarga

faktor keluarga akan sangat mempenagruhi karakter anak, dan beresiko menjadi pelaku ataupun korban bullying.

Baca Juga: Awas Hilang! Ada Enam Informasi Penting Gelang Identitas Jemaah Haji

Misalnya; anak yang memiliki karakter berkuasa, dan di dukung keluarga atau sengaja dibiarkan ‘dipupuk’ bahkan terfasilitasi, maka resikonya jadi pelaku bullying.

"Dipupuk di sini tuh maksudnya lebih ke pola asuh dalam keluarganya. Jika anak memiliki pola asuh yang satu otoriter dan satu permisif rumahnya maka bisa jadi anak tersebut menjadi pelaku bullying," papar Sinta.

"Nggak cuma itu, jika satu keluarga otoriter juga nggak baik. Anak nggak bisa mengekspresikan diri, maka bisa aja anak akan cenderung nyari pelampiasan di luar dirumah," lanjut Sinta.

Baca Juga: Ini Alasan Gelang Identitas Jemaah Haji Indonesia Tidak Boleh Ditukar

Takutnya anak akan berfikir karena dia selalu dituntut di rumah, maka ia juga akan menuntut di luar rumah.

Maka otomatis anak akan merasa di luar dia bisa mengintimidasi orang lain.

Jangan juga dibiarkan apapun yang dilakukan anak sebab dia akan berfikir bila apa yang dia lakukan (bullying) pasti akan didiamkan, sehingga merasa bebas apapun dilakukan.

Halaman:

Editor: Zulfikar Mokoginta

Sumber: HaiBunda.com


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini