Anak Bisa Beresiko Jadi Korban atau Pelaku Bullying, Ini Faktor yang Wajib Dikenali Orang Tua

- 28 Juni 2022, 15:57 WIB
Ilustrasi bullying.*
Ilustrasi bullying.* /pixabay

Maka penting untuk membentengi anak, sebelum menjadi pelaku atau korban bulyying.

Baca Juga: Fakta Ronadinho Dua Kali Pemain Terbaik Dunia Ini Adalah Anak Tukang Las Kapal

5. Anak Jadi Saksi Tindakan Bullying

Hati-hati juga bila anak melihat tindakan atau saksi kejadi bullying. Sebab bisa saja semula dia saksi akhirnya menjadi pelaku atau korban.

Bahaya bila anak melihat kejadian bullying dan orang sekitar hanya membiarkan juga. Maka terbentuk pada benak anak, bila bullying itu wajar.

"Secara nggak sadar suatu saat ketika anak menghadapi kasus yang sama, anak akan langsung teringat 'Toh waktu itu kayak gini (bullying) nggak masalah, nggak ada yang protes. Ya, karena dia melihat bahwa semua diam saja," papar Sinta.

Kajian psikologi, ada istilah long term memory yaitu proses retrieval atau pemanggilan kembali alam bawah sadar dan ini berkaitan dengan pengalaman masa lalu.

Baca Juga: Setelah Ronaldinho Bakal Ada Kejutan Lagi untuk RANS FC, Apa Itu?

"Hal paling gampang ketika pemicunya sama, misal ketika anak menghadapi situasi di mana mengintimidasi itu didiamkan atau dianggap wajar ya maka dia akan merasa aman saja untuk mengintimidasi orang.

Orang itu cenderung mudah melakukan hal yang sama apalagi anak," kata Sinta.

Halaman:

Editor: Zulfikar Mokoginta

Sumber: HaiBunda.com


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini