Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, paling banyak temuan kasus Hepatitis Akut Misterius dilaporkan di wilayah DKI Jakarta.
Baca Juga: Miyabi Berencana Temui Penggemar di Jakarta, Gubernur Anies Baswedan Diminta Menolak
"Daerah yang paling banyak dilaporkan itu adalah DKI Jakarta, itu mungkin karena DKI Jakarta yang paling baik deteksinya. Jadi kalau kita lihat, dia yang paling banyak (penemuan kasus hepatitis akutnya)," ucapnya.
Nadia mengatakan saat ini Indonesia memiliki 18 suspek hepatitis akut. Dengan rincian, sembilan kasus masuk kriteria 'pending' berdasarkan klasifikasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan sudah hampir selesai diperiksa.
Tujuh suspek lainnya dipastikan tidak menderita hepatitis akut dan dua suspek lainnya sedang dalam proses pemeriksaan.
Ia menuturkan, dari 18 suspek yang terkena hepatitis misterius, dua pertiga berasal dari DKI Jakarta, sisanya berasal dari Sumatera Barat, Jawa Timur, Bangka Belitung, dan Kalimantan Timur.
Semua suspek tersebut menurut Nadia diketahui tidak menderita varian hepatitis A, B, C, ataupun D.
Namun, dari tujuh kematian yang sudah dilaporkan dua diantaranya bukan ditetapkan sebagai hepatitis akut.
Ia juga menuturkan, adanya dugaan hepatitis virus ini bermutasi dan menular melalui makanan.
Artikel Rekomendasi