PORTAL MINAHASA – Sebagian masyarakat masih tampak menyepelehkan jejak digital yang ditinggalkan melalui media sosial. Padahal pengaruhnya sangat besar, seperti dalam proses untuk membangun karier pekerjaan kita.
Dalam dunia kerja, perekrut karyawan dapat menjadikan jejak digital melaui postingan media sosial sebagai salah satu pertimbangan menerima atau menolak seseorang untuk bekerja.
Pihak perusahaan, lembaga pemerintahan, calon penerima beasiswa, promosi jabatan dan lain sebagainya, dapat menjadikan jejak digital media sosial untuk menggambarkan kepribadian seseorang yang akan mereka rekrut.
Dengan kata lain, jejak digital ini dapat menciptakan dan menggambarkan kepribadian kita di mata orang lain, berdasarkan apa yang kita posting dan komentari pada media sosial.
Banyak orang juga mengganggap apa yang terjadi pada seseorang di media sosial merupakan jati diri mereka sebenarnya.
Hal ini terungkap dalam Webinar Ngobrol Bareng Legislator dengan tema waspada Jejak Digital dan Karier Masa Depanmu, dalam keterangannya, Selasa 31 Mei 2022.
Baca Juga: Lewandowski Ingin Akhiri Kontrak dengan Bayern Muncehen, Oliver Kahn Beri Tanggapan Menohok
Dr. Harry Nenobais, Akademisi Universitas Moestopo menjelaskan, berdasarkan data tahun 2021, sebanyak 70% perusahaan melakukan penelitian online saat merekrut pegawai dan 66% melihat jejak digital di Facebook. Kemudian, 70% manajer menolak kandidat berdasarkan informasi yang didapatkan dari online.
Artikel Rekomendasi