Aneka Nama Samaran dan Identitas Palsu Tan Malaka

15 September 2022, 16:44 WIB
Bermodal wajah yang sangat Asia, Tan Malaka berhasil menciptakan berbagai nama samaran. /Instagram.com / @infotanmalaka.

PORTAL MINAHASA - Sebelum hidup menggunakan nama-nama samaran, salah seorang petinggi PKI, Tan Malaka, berprofesi sebagai guru. Tan Malaka terpilih menjadi Ketua Partai Komunis Indonesia (PKI) pada tahun 1921 berkat perhatiannya yang besar atas kaum kuli dan buruh.

Sebagai kutu buku, Tan Malaka juga gemar menulis, selain membaca. Kebanyakan bukunya dia tulis menggunakan identitas palsu dan nama samaran.

Pada masa pendidikannya di Belanda, Tan Malaka terpesona pada aktivitas perjuangan rakyat dan mulai melahap buku-buku Karl Marx, Nietzche, dan Wilhelm Blos, pemimpin Partai Demokrat-Sosial Jerman.

Baca Juga: Ketika Gerwani Melawan Poligami dan Kekerasan Seksual

Segera saja, tulisan Tan Malaka juga turut beredar, pertama kali di Het Vrije Woord, koran sayap kiri Belanda. 

Dalam tulisan tersebut, Tan Malaka menyorot perbedaan kualitas hidup kaum kapitalis dan rakyat jelata.

Di tanah air, Tan Malaka menuliskan kisah penderitaan kaum kuli Indonesia di koran Sumatera Post.

Baca Juga: Capai Rp300 Juta per Bulan, Putri Candarwathi Disebut Kendalikan Rekening Gemuk Ajudan Sambo

Semakin Tan Malaka aktif mendorong kaum bawah memperjuangkan nasib mereka, kian gerah Pemerintah Belanda yang saat itu sedang menjajah Indonesia.

Tan Malaka pun dibuang ke luar negeri.

Hidup jauh dari pusat perhatiannya, tidak membuat Tan Malaka berhenti memperjuangkan nasib bangsa Indonesia.

Baca Juga: Segera !! Cadangan Obrolan WhatsApp Akan Lebih Mudah Diimpor

Sembari hidup berpindah-pindah tempat untuk menghindari kejaran pihak berwajib, Tan Malaka terus menulis menggunakan nama pena alias nama samaran.

Dua di antara nama samaran Tan Malaka adalah bentuk olok-olok terhadap penyamaran itu sendiri.

Iljas Hussein dan Elias Fuentes, dua nama pena Tan Malaka, menggunakan "Iljas" dan "Elias" sebagai bunyi plesetan dari "alias".

Sebagai pelarian, Tan Malaka memang sangat kreatif menciptakan identitas palsu dan nama samaran. 

Bermodalkan wajah yang sangat Asia Tenggara, Tan Malaka sukses hidup di tengah berbagai bangsa berbeda.

Tercatat, Tan Malaka pernah "menjadi" orang Filipina dengan nama Elias Fuentes, jadi orang Malaysia sebagai Iljas Hussein dan Ramli Hussein, jadi orang Cina memakai nama Oong Song Lee dan Tan So Heng, lalu jadi warga Singapura sebagai Hasan Gozali.

Nama asli Tan Malaka sebenarnya Ibrahim.

Setelah memperoleh gelar kehormatan dari tempat kelahirannya, julukan selengkapnya Tan Malaka menjadi Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka.

Tan Malaka mengakui nama-nama samaran alias nama pena yang pernah dia pakai dalam Dari Penjara ke Penjara, autobiografinya.***

 

 

Editor: Abhiseva Harjo Nugraha

Sumber: Buku Sejarah Diplomasi Indonesia

Tags

Terkini

Terpopuler