IDI dan IDAI Imbau Masyarakat dan Tenaga kesehatan Waspadai Dini Hepatitis Akut

- 3 Mei 2022, 20:57 WIB
Ilustrasi. Kasus Hepatitis Akut Misterius kini terus bertambah.
Ilustrasi. Kasus Hepatitis Akut Misterius kini terus bertambah. /Pixabay/mohamed Hassan/

PORTAL MINAHASA – Hepatitis Akut telah secara resmi dipublikasikan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Sejak resmi dipublikasikan sebagai KLB oleh WHO, jumlah laporan kasus ini terus bertambah, di mana tercatat lebih dari 170 kasus dilaporkan di lebih dari 12 negara.

Menindaklanjuti Surat Edaran dari WHO soal Hepatitis Akut tersebut Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit juga menerbitkan surat edaran dengan nomor surat HK.02.02/C/2515/2022 Tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) pada tanggal 27 April 2022.

Baca Juga: Prospek Prabowo-Puan Disebut Menguat di Pilpres 2024 saat Silaturahmi ke Rumah MegaWati

Terkait hal tersebut, Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau seluruh tenaga kesehatan dan masyarakat untuk mewaspadai sejak dini sejak kasus hepatitis akut.

"Kami meminta agar seluruh Organisasi Profesi Medis di bawah IDI, seluruh dokter dan tenaga kesehatan yang bertugas di berbagai jenis fasilitas kesehatan tingkat pertama yakni puskesmas, posyandu, klinik praktik mandiri, serta dokter praktik perorangan juga mewaspadai setiap gejala Hepatitis pada anak dan dewasa," ujar Ketua Umum PB IDI, dr Moh. Adib Khumaidi, SpOT sebagaimana dikutip dari keterangan PB IDI dan IDAI pada Selasa, 3 Mei 2022.

Dikutip dari Antara, Hepatitis Akut yang masih belum diketahui penyebabnya ini memiliki gejala antara lain perubahan warna urin (gelap) dan/atau feses (pucat), kulit menguning dan terasa gatal.

Baca Juga: Masyarakat Diimbau Hindari Puncak Arus Balik yang Diprediksi Berlangsung pada 6-8 Mei 2022

Kemudian ada nyeri sendi atau pegal-pegal disertai demam tinggi, mual, muntah, atau nyeri perut. Penderita kemudian lesu, dan atau hilang nafsu makan, diare serta kejang, dan ditandai dengan Serum Aspartate transaminase (AST) / SGOT atau Alanine transaminase (ALT) / SGPT lebih dari 500 U/L.

Halaman:

Editor: Mulyadi Pontororing

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x