PORTAL MINAHASA – Penyelidikan kasus pembunuhan jurnalis senior Al Jazeera Shireen Abu Aqleh, yang ditembak mati saat meliput terus bergulir.
Terbaru, menurut hasil investagasi yang dikeluarkan otoritas independen Palestina, penembakan yang menewaskan Shireen Abu Aqleh disebut dilakukan secara berencana.
Banyak pengamat dan ahli yang terlibat dalam proses investagi itu menyebutkan ada upaya pembunuhan berencana terhadap Shireen Abu Aqleh oleh militer Israel.
Pasukan Israel disebut dengan sengaja menargetkan jurnalis Amerika-Palestina itu. Atas temuan itu, mereka menyebut Israel telah melakukan kejahatan perang di bawah hukum internasional.
Baca Juga: Muncul Varian Baru Virus Hendra dari Austalia, Peneliti Sebut Lebih Mematikan
"Bukan terbunuh atau tertembak, tapi dibunuh atau ditembak, itu sengaja," kata otoritas.
Hasil investigasi itu muncul setelah penyelidikan dua minggu atas pembunuhan mengerikan yang dialami Abu Aqleh, yang meninggal setelah ditembak di kepala saat meliput serangan Israel di sebuah kamp pengungsi Palestina pada 11 Mei 2022.
Menyoroti temuan resmi PA pada Kamis, 26 Mei 2022, Jaksa Agung Palestina Akram Al-Khatib menjelaskan bahwa pasukan Israel secara fatal menembak kepala Abu Aqleh dengan peluru penusuk lapis baja 5,56 mm.
Al-Khatib mengutip adanya pecahan besi yang digunakan dalam amunisi penembus lapis baja khusus yang ditemukan selama otopsi tubuhnya, yang dilakukan di Institut Kedokteran Forensik Universitas Al Najah di Nablus.
Sementar itu, Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz menanggapi pernyataan itu dengan kemarahan. Dia juga menuduh temuan penyelidikan tersebut sebagai kebohongan yang kasar dan terang-terangan.
Dia menegaskan orang-orang Palestina menolak untuk bekerja sama sebelum menuntut pejabat Palestina menyerahkan peluru dan temuan [mereka] ke Israel, tulis Gantz di melaui Twitter-nya.
Tetapi, untuk pertama kalinya, Gantz mengakui bahwa Israel bersedia berpartisipasi dalam "penyelidikan yang tidak ditentukan dalam kolaborasi dengan aktor internasional."
Pada tanggal 19 Mei, Divisi Investigasi Kriminal Polisi Militer tentara Israel menolak untuk membuka penyelidikan atas pembunuhan itu.
Sebuah keputusan yang menurut surat kabar Israel Haaretz sebagian berasal dari keyakinan bahwa penyelidikan semacam itu, yang akan memerlukan interogasi sebagai tersangka kriminal potensial tentara untuk tindakan mereka selama operasi militer, akan memprovokasi oposisi dan kontroversi di dalam IDF dan di masyarakat Israel pada umumnya.
Setelah pertama kali bersikeras Abu Aqleh dibunuh oleh tembakan yang salah dari nasionalis bersenjata Palestina, pihak berwenang Israel sejak itu mengakui kemungkinan bahwa dia dibunuh oleh Pasukan Pertahanan Israel.
Baca Juga: Newcastle United Incar Neymar, Targetkan Papan Atas Liga Inggris Musim Depan
Dikutip dari Pikiran-rakyat.com, berbagai investigasi independen -termasuk yang dilakukan oleh CNN, AP, dan B'Tselem- semuanya menunjukkan pasukan Israel berada di balik pembunuhan Shireen Abu Aqleh.
Tetapi Gantz Israel juga menolak temuan mereka, tampaknya menuduh CNN mendorong “penilaian palsu,” dan menyatakan bahwa “setiap klaim bahwa IDF dengan sengaja merugikan jurnalis atau warga sipil yang tidak terlibat adalah kebohongan terang-terangan.”
Tetapi hampir tidak mungkin untuk menyimpulkan hal lain, menurut pejabat Palestina.
"Satu-satunya sumber api di tempat itu berasal dari pasukan pendudukan dengan niat membunuh," kata Al-Khatib pada Kamis, 26 Mei 2022.
Baca Juga: Presiden Mesir Minta Warganya Makan Dedaunan Pohon Menanggapi Mahalnya Harga Makanan
Kemungkinan berbicara untuk mayoritas orang Palestina, Jaksa Agung dengan tegas menyatakan bahwa hal itu merupakan kejahatan perang.***
Artikel Rekomendasi