Alimin, Tokoh PKI Bergelar Pahlawan Nasional Selain Tan Malaka

- 10 September 2022, 22:17 WIB
 Alimin, tokoh PKI penerima gelar Pahlawan Nasional dari Presiden Soekarno
Alimin, tokoh PKI penerima gelar Pahlawan Nasional dari Presiden Soekarno /

PORTAL MINAHASA - Alimin merupakan salah satu tokoh PKI terkemuka, seperti deretan nama DN Aidit, Musso, Tan Malaka, dan Semaoen.

Tanggal kelahiran Pahlawan Nasional sekaligus tokoh PKI Alimin tidak diketahui pasti karena ia lahir dari keluarga miskin.

Menurut buku “Pahlawan-Pahlawan Bangsa yang Terlupakan”, karangan Johan Prasetya, Alimin lahir pada tahun 1889 di Surakarta dengan nama lengkap Alimin Prawirodirdjo.

Baca Juga: Fitur-Fitur Menarik Keluaran Terbaru iPhone 14 Setara Kamera Profesional!

Sejak remaja Alimin aktif dalam pergerakan nasional.

Semula Alimin menjadi wartawan koran Djawa Moeda dan tergabung dengan Budi Utomo.

Ketika Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV), organisasi komunis pertama di Indonesia lahir, Alimin bergabung di situ. Belakangan organisasi tersebut menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).

Baca Juga: Tolak Kenaikan Harga BBM, BEM SI Serukan Aksi Demo 12 September

Perjuangan dan karier Alimin makin gemilang ketika dia bersama Musso memperkuat PKI (dari PKI cabang Jakarta) dalam kelompok Perambanan, Solo.

Pada awal 1926, Alimin selaku pemimpin PKI berangkat ke Singapura untuk bertemu dengan Tan Malaka untuk membicarakan rencana pemberontakan PKI terhadap Belanda.

Alimin tidak menemukan Tan Malaka di Singapura, karena tokoh komunis yang itu telah pindah tempat tinggal ke Manila, Filipina.

Baca Juga: Dahulukan Karier Daripada Cinta, Kisah Jomlo Revolusioner Tan Malaka

Pemberontakan PKI tahun 1926 itu berhasil dipadamkan pemerintahan kolonial di Batavia.

PKI pun dinyatakan sebagai organisasi terlarang.

Banyak tokoh PKI yang dibuang, dipenjara. Termasuk Alimin dan Musso.

Setelah keluar dari penjara, Alimin pergi ke Moskow dan bergabung dengan Komintern, organisasi komunis internasional.

Alimin tidak lama di Moskow karena bertemu dengan Ho Chi Minh dan diajak ke Kanton (Guangzhou).

Setelah itu, Alimin turut mendidik kader-kader komunis di Vietnam, Laos, dan Kamboja melawan penjajah dan merebut kemerdekaan dari Prancis.

Ketika Jepang melakukan agresi terhadap Cina, Alimin pergi ke daerah basis perlawanan di Yenan dan bergabung bersama tentara merah di sana.

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan, Alimin pulang ke tanah air pada tahun 1946.

Alimin kembali bergabung dengan PKI sebagai tokoh senior. Dia sempat menjadi anggota konstituante pada era Orde Lama.

Namun, Alimin hanya diberi posisi tidak penting di PKI, yaitu di Sekretariat Propaganda yang pada saat diketuai oleh DN Aidit.

Setelah tidak lagi aktif di PKI, Alimin menikah dengan Hajjah Mariah. Mereka dikaruniai dua orang putra, yaitu Tjipto dan Lilo.

Alimin dan keluarganya tinggal di Jakarta hingga dia wafat pada tahun 1964.

Setelah Alimin berpulang, Presiden Soekarno menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepadanya, atas upayanya melawan penjajah Belanda pada tahun 1926.

Gelar Pahlawan Nasional untuk Alimin tersebut berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 163 tanggal 26 Juni 1964.

Alimin dimakamkan di TMP Kalibata.***

 

 

Editor: Abhiseva Harjo Nugraha

Sumber: Buku Sejarah Partai Politik


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini