Ukraina Akui Kesulitan Membendung Informasi Hoaks Terkait Invasi Rusia

19 April 2022, 19:42 WIB
Menkeu Rusia akan hadiri KTT G20. Indonesia masih mengkaji kemungkinan untuk mengundang Ukraina. /Reuters/

PORTAL MINAHASA – Informasi bohong atau hoaks kerap kali mewarnai peristiwa invasi Rusia di Ukraina. Tak sedikit informasi hingga video hoaks yang berseliweran di berbagai lini massa media sosial.

Bahkan, beberapa video disinformasi tersebut sempat digunakan sejumlah pejabat negara dan media arus utama untuk memberitakan peristiwa invasi Rusia di Ukraina yang dimulai sejak Februari 2022.

Hal ini turut diamini Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin. Vasyl Hamianin bahkan mengaku pihaknya kesulitan membendung disinformasi terkait invasi Rusia di Ukraina.

Baca Juga: Kejagung Tegaskan Tak Ragu Proses Hukum Menteri Jika Terlibat Kasus Mafia Minyak Goreng

“Ini sangat penting untuk diketahui oleh Indonesia. Indonesia adalah negara yang bebas, demokratis, itu lah mengapa tidak mudah untuk memblokir sumber-sumber disinformasi di sini,” kata Vasyl dalam konferensi pers daring di Jakarta, Selasa, 19 April 2022.

Penggunaan informasi bohong ini kata dia melanjutkan, menjadi senjata kejam karena bisa menjerumuskan masyarakat untuk mendukung peperangan.

“Sementara perang itu sendiri sangat tidak manusiawi,” katanya.

Baca Juga: Lawan MU, Jurgen Klopp: Kami Harus Marah dan Serakah

Dia mengatakan saat ini perang masih terus berlangsung dan Rusia kian merangsek ke wilayah Barat, seperti kota Lviv, yang sebelumnya hanya terkonsentrasi di wilayah Timur dan beberapa di Selatan.

Saat ini, lanjut dia, di Ukraina Timur, Mariupol, telah dikelilingi dan diblokade tentara Rusia dari segala sisi, baik di darat maupun laut.

Vasyl menambahkan 90 kapal yang mengangkut gandum dan bahan makanan lain juga turut dihadang di Laut Hitam yang tidak hanya berdampak bagi Ukraina, tetapi juga bagi negara-negara lainnya.

Baca Juga: Gunung Merapi Luncurkan Awan Panas Sejauh 2 Km

“Ini dapat mengancam ketahanan pangan dunia, kelaparan di beberapa daerah, migrasi, dan ketidakstabilan politik di negara-negara di dunia,” katanya.

Selain itu, Vasyl mengatakan pihaknya tidak bisa menghitung secara pasti korban jiwa karena tentara Ukraina memboyong krematorium mobile untuk menghancurkan jenazah para korban.

 “Rusia tidak hanya berkomitmen dalam kejahatan perang terhadap Ukraina, tetapi juga terhadap umat manusia,” katanya.

Baca Juga: Tanggapan Menteri Perdagangan Soal Pejabatnya Terlibat Dugaan Korupsi Minyak Goreng

Dikutip dari Antara, sebelumnya, juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov dalam keterangan pers mengatakan seluruh wilayah perkotaan di Mariupol telah sepenuhnya bersih dari Angkatan Bersenjata Ukraina dan tentara bayaran asing.

Dia menambahkan sisa-sisa pasukan perlawanan telah dikepung di dalam pabrik besi dan baja Azovstal dan sebanyak 1.464 personel militer Ukraina menyerah dalam pertempuran di Mariupol.***

Editor: Mulyadi Pontororing

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler