PORTAL MINAHASA - Bukit Duri terkenal seram. Warga yang lahir dan besar di sekitar lokasi tersebut pada tahun peristiwa G30S PKI terjadi, mengaku sering mendengar teriakan dari dalam sana. Konon, itu suara para tahanan, perempuan-perempuan anggota Gerwani.
Sejak kabar pemberontakan G30S PKI merebak, tak ada lagi simpati tersisa di hati penduduk Indonesia pada partai komunis tersebut.
Nasib yang sama menimpa Gerwani, organisasi perempuan yang dikabarkan turut menjadi pelaku penganiayaan terhadap ketujuh petinggi militer di Lubang Buaya.
Baca Juga: Nasib Seniman Lekra Selepas G30S PKI
Kisah sesungguhnya baru terkuak berkat seorang peneliti dari Universiteit Amsterdam, Saskia E. Wieringa, yang menulis buku Penghancuran Gerakan Perempuan: Politik Seksual di Indonesia Pascakejatuhan PKI.
Saskia mengumpulkan fakta dan data pengisi buku dari para anggota Gerwani. Informasi yang dia dapat membuat gentar.
Beberapa anggota Gerwani yang menjadi narasumber Saskia bercerita bahwa mereka kerap dipukul dengan popor senapan, ditindih dengan perabotan jati hingga mengalami pendarahan dalam, atau ditusuk dengan pisau.
Baca Juga: Profil Pramoedya Ananta Toer Serta Keterlibatannya dengan Lekra dan PKI, Pelaku G30s
Bukti-buktinya mereka tunjukkan dalam bentuk foto rontgen yang memperlihatkan keretakan tulang kepala, dada, rusuk, pinggang, dan panggul.
Artikel Rekomendasi