Isi Pidato Presiden Soekarno dan Soeharto Terkait Kematian 7 Pahlawan Revolusi Dalam G30S PKI

- 19 September 2022, 04:33 WIB
Foto Mayjen Soeharto yang berpidato saat memimpin pengangkatan jenazah korban G30S PKI di Lubang Buaya
Foto Mayjen Soeharto yang berpidato saat memimpin pengangkatan jenazah korban G30S PKI di Lubang Buaya /Syaiful Amri/Twitter/@mazzini_gsp.

PORTAL MINAHASA - Dini hari tanggal 30 September 1965, Letkol Untung dan Letnan Satu Dul Arif menggerakkan Pasukan Cakrabirawa, menjemput paksa 7 orang perwira tinggi TNI AD.

Ketujuh jenderal itu dituduh membentuk Dewan Jenderal dan merencanakan kudeta atas kepemimpinan Presiden Soekarno.

Empat hari kemudian jasad mereka ditemukan dalam sebuah sumur tua di kawasan Lubang Buaya.

Baca Juga: Jenazah Pahlawan Revolusi Korban G30S PKI Ditemukan Berkat Sukitman

Soeharto yang kala itu menjabat Panglima Kostrad, berkaca mata hitam, memimpin pengangkatan jenazah dari sumur Lubang Buaya.

"Pada hari ini, 4 Oktober 1965, kita bersama-sama, dengan mata kepala masing-masing, kita menyaksikan pembongkaran jenazah para jenderal kita dengan satu perwira pertama dalam satu lubang sumur lama." Soeharto memulai pidatonya.

"Jenderal-jenderal kita dan perwira pertama ini telah menjadi korban kebiadaban dari petualang yang dinamakan Gerakan 30 September," lanjut Soeharto.

Baca Juga: Kedekatan Letkol Untung, Pelaku G30S PKI, Dengan Soeharto, Pengganti Presiden Soekarno

Kata-kata Soeharto yang selanjutnya menjadi dasar pemberitaan surat kabar Berita Yudha dan Angkatan Bersendjata yang menyebut Gerwani sebagai partner PKI melakukan pembunuhan sadis G30S PKI.

Halaman:

Editor: Abhiseva Harjo Nugraha

Sumber: Film G30S PKI


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini