"Yang menarik dari buku ini adalah transkrip dari percakapan Mao Zedong dengan Aidit pada tanggal 5 Agustus," terang Prof Dewi Fortuna Anwar saat membedah buku setebal 526 halaman tersebut, seperti dikutip dari ANTARA, Minggu, 26 September 2021.
Menurut catatan di buku, transkrip percakapan Aidit dan Mao ini bersumber dari arsip pusat Partai Komunis Tiongkok, tertanggal 5 Agustus 1965.
Baca Juga: Tahukah Kamu, Kata Zaidul AKbar Jaga Iman Pengaruhi Imun dan Kesehatan Tubuh
Dewi Fortuna mengatakan, dari percakapan tersebut menunjukkan bahwa Beijing tak terlibat langsung dengan G30S PKI.
"Tetapi, bukan berarti Beijing tidak mendukung upaya PKI suatu saat untuk merebut kekuasaan, baik melalui jalan partai atau jalan revolusioner," katanya.
Senada dengan Dewi, Guru Besar Sinologi (Chinese Studi) Universitas Indonesia, Prof A Dahana selaku penerjemah ahli buku ini juga mengatakan hal serupa tentang percakapan langsung Aidit dan Mao.
"Dari percakapan ini membuktikan bahwa Aidit mengatakan akan melakukan tindakan yang kemudian menjadi G30S PKI. Mao mendukung, tapi Mao tidak pernah tahu kapan Aidit akan melakukan itu. Itu menurut buku ini," terangnya.
Seperti diketahui, selama ini peran China dalam peristiwa G30S PKI sering dipertanyakan. Buku ini bisa mengungkap seberapa jauh keterlibatan China terhadap peristiwa berdarah itu.
Meski begitu, Dahana mengakui bahwa buku ini belum bisa membuka secara keseluruhan soal keterlibatan China.***
Artikel Rekomendasi