Ketika Gerwani Melawan Poligami dan Kekerasan Seksual

- 15 September 2022, 15:42 WIB
Ilustrasi cincin nikah
Ilustrasi cincin nikah /PEXELS/tara-winstead

Anggota Gerwani bertambah ratusan ribu orang setiap tahunnya.

Pada tahun yang sama dengan penggantian nama Gerwis menjadi Gerwani, mereka masuk parlemen, mendorong pengesahan Undang-Undang Perkawinan Demokratis menjadi pengganti PP No.19/1952.

Baca Juga: Ragu Mengenai Keaslian iPhone Anda? Simak 6 Cara Membedakan iPhone Asli dan Palsu 

Gerwani sekaligus mengkritik pemerintah yang tidak menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok, salah satu penyebab semakin banyaknya anak di bawah usia yang dinikahkan orang tua mereka.

Tahun 1956, organisasi Gerwani melakukan penyisiran besar-besaran, mencari dan mencatat kasus-kasus kekerasan kepada perempuan, baik olah pihak luar, maupun oleh keluarga.

Seiring pertambahan anggota mereka, Gerwani pun kian mudah menyusup ke segala lapisan masyarakat guna mensosialisasikan intervensi mereka.

Di mana-mana, Gerwani menyebar pelatihan bagi kaum perempuan.

Ketika terjadi kasus seorang pria Arab memperkosa gadis di bawah umur, Gerwani menuntut hukuman mati atas Attamimi, pria tersebut.

Langkah Gerwani terhenti akibat pecah G30S PKI dan Gerwani disebut-sebut sebagai pelaku mutilasi terhadap para korban yang ditemukan di Lubang Buaya.

Semenjak saat itu, Gerwani dibubarkan, dan anggota-anggotanya ditahan, dibunuh, atau dipenjara.***

Halaman:

Editor: Abhiseva Harjo Nugraha

Sumber: sejarahlengkap.com


Tags

Artikel Rekomendasi

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah