Usmar Ismail, salah satu pendiri Lesbumi itu, terkenal sebagai Bapak Film Indonesia. Sedangkan seniornya, H. Djamaluddin Malik, adalah produser penggagas Festival Film Indonesia.
Asrul Sani sendiri merupakan seniman berbakat yang dari tangan dinginnya lahir film-film yang menyabet penghargaan.
Baca Juga: Biro Khusus, Bukti Infiltrasi PKI di Tubuh Militer
Bersama Usmar Ismail, Asrul Sani pernah mengerjakan film Lewat Djam Malam yang memperoleh penghargaan pada tahun 1955.
Asrul Sani sempat diajak bergabung dengan Lekra oleh Joebaar Ajoeeb. Akan tetapi, Asrul Sani tak senang dengan Lekra mencampuradukkan pergulatan politik dengan ranah kesenian.
Kala itu, Lekra memang gencar menyuarakan jargon mereka, "Politik sebagai panglima."
Prinsip tersebut bahkan resmi tercatat sebagai Mukadimah Lekra yang secara tegas menginginkan kesenian menjadi sarana penyebaran ideologi.
"Lekra selalu menjebol dan membangun," adalah potongan kalimat dalam Mukadimah Lekra.
Setelah pembentukan Lesbumi, ketiga tokoh pendiri di atas menjadi ketua, wakil ketua I, dan wakil ketua II.
Keberadaan H. Djamaludin Malik penting bagi Lesbumi karena kedekatannya dengan kalangan Nahdliyin, orang-orang Nahdlatul Ulama (NU).
Artikel Rekomendasi